Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal Juni 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkutat di kisaran 4.800-5.100. Akan tetapi, IHSG lebih dominan tertahan di bawah 5.000.
IHSG sempat ditutup di level 5.070,56 pada 8 Juni 2020, tetapi kembali turun ke 5.035,06 dan 4.920,68 pada dua hari perdagangan berikutnya. Berdasarkan riset tanggal 22 Juni 2020, Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan, IHSG tertahan di level 5.000 disebabkan oleh risiko angka aktual kinerja emiten kuartal II-2020 yang akan dirilis pada Juli-September mendatang.
Sebagaimana diketahui, puncak penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada triwulan kedua tahun ini. Mulai dari kebijakan work from home (WFH), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan bentuk physical distancing lainnya.
Baca Juga: Wall Street melesat, indeks Nasdaq mencetak rekor tertinggi
Alhasil, kondisi ini menganggu kinerja emiten di nyaris semua sektor. Penyebab lainnya, investor pesimistis dengan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 dengan median pertumbuhan ekonomi hanya 0,02%, dari 5,02% year on year pada awal tahun.
Meskipun begitu, menurut Etta, pelaku pasar masih optimistis dan memperkirakan pemulihan ekonomi dalam bentuk V (V-shape). Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada 2021 diperkirakan akan berada di tingkat 5,4%, naik dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1%.
Etta menambahkan, kemunculan berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan pandemi Covid-19 dan perekonomian dapat memberikan sentimen positif ke pergerakan pasar. Misalnya, hasil uji coba beberapa jenis obat yang dapat menurunkan tingkat kematian akibat virus dan pembukaan aktivitas ekonomi secara bertahap di beberapa sektor industri.
"Hal ini membuat Kresna Sekuritas tetap optimistis dan mempertahankan target indeks kami yang berada di 5.830-5.890 dengan P/E 17x-18x," kata Etta. Ia juga memprediksi, pemulihan pasar modal di Indonesia akan membentuk pola V-shape dan terjadi pada kuartal III-2020 seiring dengan rollover valuasi 2021.
Baca Juga: Minim Katalis, IHSG Hari Ini Berpotensi Melanjutkan Koreksi
Oleh karena itu, menurut Etta, pembelian secara agresif dapat dilakukan pada periode Agustus-September 2020. Sementara itu, pada periode Juni-Agustus, pelaku pasar dapat melakukan pembelian secara selektif, kecuali memiliki horizon investasi yang panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News