CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

IHSG sudah kebal menghadapi sentimen Fed


Selasa, 19 September 2017 / 08:20 WIB
IHSG sudah kebal menghadapi sentimen Fed


Reporter: Dityasa H Forddanta, Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Pelaku pasar tengah menanti arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Pada 19-20 September ini, The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk membahas arah kebijakan moneter, termasuk soal suku bunga.

The Fed diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuannya. Dus, hasil rapat FOMC diprediksi tidak akan terlalu berpengaruh pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini. "Berdasarkan konsensus, kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed masih di bawah 50%," ujar Riska Afriani, Analis OSO Sekuritas, Senin (18/9).

Selain itu, berkaca pada kenaikan suku bunga The Fed Maret lalu, IHSG terbukti masih bergerak di zona hijau. Sehingga, pelaku pasar tidak perlu khawatir lagi terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee memperkirakan, The Fed baru akan menaikkan suku bunga acuan di Desember. Menurut dia, kebijakan moneter AS usai FOMC hanya akan memberi efek kepada nilai tukar rupiah.

Justru menurut Hans, yang lebih patut dicermati pelaku pasar adalah kemungkinan The Fed untuk melakukan normalisasi neraca. Pasalnya, rencana ini dapat mempengaruhi nilai tukar antarnegara emerging market.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim mengatakan, sentimen dari dalam negeri justru lebih kuat menyetir pergerakan IHSG pada pekan ini. Bank Indonesia (BI) juga akan menentukan kebijakan suku bunga acuannya. Ia masih optimistis IHSG bisa menyentuh 6.241 akhir tahun ini.

Menurut Riska, fundamental dalam negeri masih kuat. Nilai tukar rupiah juga cenderung stabil. "Sehingga, capital outflow tidak begitu dikhawatirkan," ujar dia.

Selain itu, rilis indeks manufaktur Agustus yang berada di atas level 50,6 dan adanya surplus neraca perdagangan masih menjadi obat kuat IHSG. Riska memperkirakan IHSG pada pekan ini akan berada di level support 5.822 dan resistance 5.910.

Namun menurut Hans, pekan ini IHSG akan sedikit tertekan. Prediksinya, IHSG akan bergerak di level support 5.819-5.774 dan resistance 5.884-5.916. Hans bilang, koreksi IHSG akan menjadi saat yang tepat bagi investor untuk akumulasi beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×