Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah beberapa kali keluar masuk zona hijau dan merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpeleset ke zona merah. Pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,08% menjadi 5.372,69.
Ada 117 saham yang menyeret kinerja indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 140 saham dan 95 saham lainnya diam di tempat.
Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 9,324 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,278 triliun.
Secara sektoral, ada enam sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor infrastruktur turun 0,55%, sektor perdagangan turun 0,36%, dan sektor konstruksi turun 0,28%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers antara lain: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) turun 4,24% menjadi Rp 226, PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 3,08% menjadi Rp 18.850, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 2,26% menjadi Rp 650.
Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 3,23% menjadi Rp 11.200, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,12% menjadi Rp 2.700, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,92% menjadi Rp 11.000.
Di seluruh market, investor asing berhasil mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 2 triliun. Sementara di pasar reguler, asing mencatatkan penjualan bersih (net buy) sebesar Rp 89,6 miliar.
Bursa Asia flat
Kondisi serupa juga terjadi pada bursa Asia. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.44 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific -tak termasuk Jepang- naik kurang dari 0,1%.
Pasar saham China mencatatkan kenaikan setelah libur panjang selama sepekan penuh. Sedangkan pasar saham Thailand menuju penurunan terdalam sejak Januari. Indeks Filipina mencatatkan penurunan.
Bursa Asia tak banyak bergerak setelah hasil perdebatan kedua calon presiden AS, Donal Trump dan Hillary Clinton, berakhir seri.
Berdasarkan interpretasi sejumlah analis, perdebatan tersebut berakhir seri.
"Saya rasa market melihat perdebatan tersebut seri dan tidak ada petunjuk lebih jauh setelah debat dibanding sebelumnya. Setidaknya hal itu tergambar pada indeks future S&P," kata JJ Kinahan, chief strategist TD Ameritrade kepada CNBC.
Sedangkan Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets Asia Pacific Ltd yang berbasis di Sydney mengatakan, penilaian market adalah hasil perdebatan itu berakhir buruk bagi Trump. "Dia tidak bersinar. Kendati demikian, kemenangan Clinton di pemilu sudah terlihat jelas pada tahapan ini," jelasnya seperti yang dikutip Bloomberg.
Warga AS akan menghelat pemilu presiden pada 8 November mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News