Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak stabil di zona hijau hingga akhir sesi I hari ini (25/11). Berdasarkan data RTI, pada pukul 11.30 WIB, indeks mencatatkan kenaikan sebesar 0,1% menjadi 5.112,96.
Jumlah saham yang naik sebanyak 158 saham. Sedangkan jumlah saham yang turun hanya sebanyak 109 saham dan 82 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 4,233 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,740 triliun.
Sementara itu, sembilan sektor melaju. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi di antaranya: sektor barang konsumen naik 0,5%, sektor manufaktur naik 0,45%, dan sektor pertambangan naik 0,44%.
Saham-saham indeks LQ 45 dengan kenaikan terbesar antara lain: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 3,61% menjadi Rp 2.580, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 2,97% menjadi Rp 2.430, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 2,65% menjadi Rp 1.355.
Sedangkan di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,54% menjadi Rp 10.900, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 2,26% menjadi Rp 14.075, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 1,99% menjadi Rp 1.725.
Investor asing masih juga melepas kepemilikan sahamnya hingga siang ini. Nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 13,1 miliar di seluruh market dan Rp 141,7 miliar di pasar reguler.
Asia masih melaju
Sementara itu, pasar saham Asia masih mengeluarkan sinyal hijau pada transaksi perdagangan siang ini.
Data CNBC menunjukkan, pada pukul 11.11 waktu Singapura, Indeks ASX 200 Australia, misalnya, naik 0,61% setelah dibuka flat. Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,77% setelah yen melemah ke posisi 113,66 per dollar AS.
Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,08% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,4%.
Sebaliknya, pasar saham China berada di teritori negatif. Indeks Shanghai Composite turun 0,4% dan Shenzhen Composite turun 0,5%.
Pasar saham Asia melaju setelah berhasil menarik napas sejenak pasca aksi jual Trump tantrum.
"Banyak seklai yang melakukan reposisi setelah kemenangan Donald Trump yang mengejutkan pada 8 November lalu," jelas Herald Van Der Linde, head of equity strategy for Asia Pacific HSBC kepada CNBC.
Dia mencatat, banyak sekali dana yang masuk ke emerging market pada tahun ini. "Namun sekitar 25% dari dana itu sudah keluar kembali dari emerging market. Kondisi ini sepertinya akan terus berlanjut," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News