Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melaju di zona hijau pada Kamis (5/1) pagi. Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,41% menjadi 5.324,27.
Ada 97 saham yang mendaki. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 27 saham dan 80 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 286,751 juta saham dengan nilai transaksi Rp 197,527 miliar.
Sepuluh sektor kompak menguat. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar yakni sektor industri dasar naik 1,21%, sektor agrikultur naik 0,64%, dan sektor manufaktur naik 0,45%.
Saham-saham yang berada di jajaran top gainers indeks LQ 45 antara lain: PT Sawit Sumbermas Tbk (SSMS) naik 3,36% menjadi Rp 1.385, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 3,20% menjadi Rp 645, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 3,31% menjadi Rp 2.810.
Sedangkan di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 1,45% menjadi Rp 15.550, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) turun 0,63% menjadi Rp 3.180, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 0,88% menjadi Rp 11.250.
Kendati demikian, investor asing mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 3,7 miliar di seluruh market dan Rp 3,7 miliar di pasar reguler.
Bursa Asia mixed
Sementara itu, bursa Asia dibuka dengan wajah beragam. Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, indeks Nikkei 225 Stock Average ditransaksikan melemah dengan penurunan 0,17%. Nikkei melorot setelah nilai tukar yen menguat terhadap dollar AS.
Sementara indeks ASX 200 Australia naik 0,28% pada awal transaksi perdagangan. Sektor energi, material, dan finansial memiliki faktor penting dalam kenaikan indeks. Sektor emas berhasil naik 2,09% mengekor pergerakan emas yang bergerak mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Di Korea Selatan, indeks Kospi tercatat turun 0,02% pada awal perdagangan.
Ada beberapa sentimen yang mempengaruhi bursa Asia pagi ini. Beberapa di antaranya adalah pelemahan dollar AS dan rilis hasil notulensi rapat The Federal Reserve bulan Desember.
Tambahan saja, dollar melemah terhadap keranjang mata uang utama dunia dari posisi tertingginya dalam 14 tahun terakhir. Pagi ini, the greenback ditransaksikan di level 102,7.
"Pasar saham Asia diprediksi akan naik lebih tinggi seiring pelemahan dollar," tulis Michael McCharty, chief market strategist CMC Markets dalam risetnya yang dirilis pagi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News