Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (7/11) ditutup di zona hijau. Indeks naik 23,54 poin atau 0,44 % ke level 5.386,20.
Menurut analis NH Korindo Muhammad Ikhsan, IHSG hari ini tertopang rilisnya GDP Indonesia di kuartal III-2016 yang diumumkan BPS sebesar 5,02%. Angka tersebut memang turun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2016 yang sebesar 5,18%, tapi ini lebih tinggi dibandingkan posisi kuartal III-2015 yang sebesar 4,73%.
Hasil dari BPS tersebut direspons positif oleh para pelaku pasar, mengingat angka tersebut masih sejalan dengan ekspektasi konsensus sebesar 5,04%. "Pertumbuhan ekonomi sebesar itu terbilang wajar selama masih bertahan di area 5%,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (7/11).
Lalu dari global, pernyataan FBI yang menyatakan email Hillary Clinton bukan merupakan tindak kejahatan menopang laju bursa global jelang pemilihan Presiden AS.
Perdagangan hari ini melibatkan transaksi 10,99 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,85 triliun. Asing masih mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,08 triliun.
Sementara, pada perdagangan Selasa (8/11), pergerakan IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan. Indeks akan ditopang sentimen domestik yaitu pengumuman cadangan devisa Indonesia yang cenderung stagnan.
Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Oktober 2016 tercatat sebesar US$ 115 miliar. Posisi tersebut turun tipis dibandingkan dengan posisi akhir September 2016 yang sebesar US$ 115,7 miliar.
Cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Ikhsan memprediksi IHSG akan bergerak menguat dengan support 5.381 dan resistance 5.430.
Sementara, analis Lautandhana Securindo, Krishna Setiawan memprediksi perdagangan Selasa (8/11), pasar akan bergerak melemah dengan support 5342 dan resistance 5395.
Menurut Krishna, kemungkinan akan kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS akan menyebabkan pasar khawatir dalam jangka pendek. "Ada kemungkinan Trump menang. Pasar akan geger sesaat, tetapi setelah itu akan kembali normal lagi," kata Khrisna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News