Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada penutupan pasar saham sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks tercatat naik 0,3% menjadi 4.938,818. Level indeks saat ini kian mendekati level 5.000. Sejumlah analis optimistis, pergerakan IHSG akan mampu menembus level psikologis tersebut. Bahkan kenaikannya bisa mencapai level 5.100.
Fajar Indra, Equity Analyst Panin Sekuritas, berpendapat, selama dana asing dengan likuiditas tinggi masih menari di pasar modal lokal, maka level 5.100 bukan merupakan hal yang mustahil.
"Hal itu sangat membatu pasar modal lokal kita. Apalagi sekarang sentimen negatif dari luar yang membuat IHSG terkoreksi mulai berkurang tekanannya," kata Fajar kepada KONTAN, Kamis (11/4).
Menurutnya, gonjang-ganjing perekonomian Siprus sudah mulai mereda. Hal ini dipercantik dengan pulihnya ekspor China dan beberapa perbaikan data ekonomi di Amerika Serikat (AS). Ketegangan di Korea Utara yang sempat mengkoreksi IHSG juga mulai berkurang.
Dia optimistis, jika kondisi ini terus berlanjut dan diimbangi faktor positif lainnya, IHSG mampu menembis level 5.100 dalam waktu dekat. "Jika mengacu pada data historical, mungkin bisa tembus akhir bulan ini," imbuh Fajar.
Nah, faktor positif yang dimaksud Fajar adalah faktor dalam negeri. Salah satunya adalah fenomena nasabah institusi yang banyak masuk ke dunia reksadana saham. Suku bunga yang rendah membuat institusi semakin tertarik untuk membeli reksadana saham.
Selain itu, kesadaran masyarakat di dunia investasi kian meningkat. Misalnya, saat ini semakin banyak masyarakat yang berasuransi. Hal ini mau tidak mau membuat perusahaan asuransi membeli reksadana untuk menguatkan posisi modal mereka.
Jadi, bisa dibilang, fenomena tersebut memberikan dampak positif kepada pergerakan IHSG. Soalnya, banyaknya institusi yang membeli reksadana membuat dana kelolaan atau asset under management (AUM) manajer investasi terus meningkat pesat.
Katakanlah sebuah reksadana memiliki basis atau underlying 80% saham. "Dengan begitu, mau tidak mau mereka harus membeli saham," tukas Fajar.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker, memiliki pandangan serupa. Hanya saja, dirinya kurang yakin IHSG bisa tembus level 5.000 dalam waktu dekat.
"Saya masih yakin dengan prediksi sebelumnya, IHSG bisa tembus di kisaran 5.250 hingga 5.550. Tapi waktunya kapan, saya belum bisa memastikan," jelas Satrio.
Ketidakyakinan tersebut lantaran dirinya melihat pemain asing masih berada dalam posisi net sell. Jika ada sinyal pemain asing berada di posisi net buy, barulah bisa diprediksikan kapan pastinya IHSG bisa berada di level 5.000 ke atas.
Satrio juga beranggapan, sentimen positif dari membaiknya kondisi pasar asing belum mampu menjadi katalisator peningkatan IHSG. Soalnya, berita negatif juga masih bermunculan di permukaan. "Saya termasuk yang tidak percaya IHSG bisa menembus 5.000 sebelum asing ada di posisi net buy," imbuhnya sambil tertawa.
Namun, dirinya mengiyakan fenomena banyaknya institusi yang membeli reksadana saham. Hal ini mampu mendongkrak peforma IHSG, khususnya saat awal tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News