Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (28/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,46% ke level 5.346,66. Penutupan perdagangan ini sekaligus menutup penguatan IHSG dalam sepekan mencapai 1,40% dibandingkan penutupan Rabu (19/8) di level 5.272,81.
Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengatakan penguatan bursa Indonesia mengekor penguatan di bursa global. Bursa global bergerak menguat didorong oleh kinerja emiten teknologi dan kelanjutan uji coba vaksin Moderna yang menunjukkan hasil positif.
Sedangkan dari dalam negeri, IHSG menguat didorong oleh sentimen stimulus pemerintah Indonesia dalam menyikapi Covid-19. "Karena stimulus pemerintah memberikan harapan akan pemulihan ekonomi yang terdampak Covid-19, sehingga membuat optimisme investor kembali meningkat," jelas Aqil.
Baca Juga: Kurs rupiah menguat 0,95% terhadap dolar AS dalam sepekan, ini sebabnya
Stimulus yang dimaksud adalah adanya insentif gaji untuk pekerja yang memiliki pendapatan di bawah Rp 5 juta. Selain itu, didorong rampungnya beleid dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur soal pengadaan vaksin Covid-19.
"Sebenarnya investor selama sepekan terlihat wait and see dengan menunggu pidato dari Jerome Powell Gubernur The Fed pada hari ini dan membuat IHSG di akhir pekan sedikit terdampak dari sentimen global tersebut," jelas Aqil.
Powell menyampaikan bahwa The Fed membiarkan tingkat inflasi di atas 2% untuk beberapa waktu mendatang sehingga jika tingkat pengangguran menurun maka bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak perlu menaikkan suku bunga acuan. The Fed juga tidak akan mematok target angka pengangguran tetapi akan membiarkan kondisi lapangan yang akan menentukan kondisi penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga: IHSG melemah 0,46% pada Jumat (28/8), net sell asing tembus Rp 1 triliun
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony juga mengatakan penguatan bursa dalam negeri di pekan ini didorong oleh sentimen dari ekonomi yang mulai meningkat, vaksin Covid-19 yang memberikan kepastian dan adanya stimulus dari pemerintah. "Ini menyebabkan adanya optimisme dari masyarakat bahwa ekonomi akan membaik ke depannya," ungkap Chris.
Asal tahu saja, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 bakal di rentang -2% yoy hingga di atas 0% yoy, lebih baik dari kuartal II-2020 yang terkontraksi 5,32% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News