Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,14% ke level 6.850,619 pada perdagangan Jumat (30/12). Meski demikian, dalam sepekan IHSG masih menguat 0,73%.
Dalam sepekan, investor asing melakukan aksi jual yang cukup besar, mencapai Rp 1,36 triliun.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji menilai, para pelaku pasar mulai meningkatkan risk appetite ketika sentimen potensi munculnya resesi global di tahun depan memudar.
Di sisi lain, investor juga mengapresiasi kinerja perekonomian Indonesia yang relatif solid di tengah-tengah terjadinya ketidakpastian global.
Secara eksternal, para pelaku pasar mencermati kinerja manufacturing maupun services purchasing manager’s index (PMI) dari berbagai negara.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.850 Pada Jumat (30/12), Net Sell Asing Rp 768 Miliar
Sementara itu, The Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting Minutes juga dicermati untuk menentukan kebijakan moneter The Fed ke depannya. Di sisi lain, para pelaku pasar mencermati data US nonfarm payroll.
“Secara domestik, para pelaku pasar akan mencermati data manufacturing PMI, data-data inflasi Indonesia, serta data kunjungan wisatawan ke tanah air,” kata Nafan. Sehingga, proyeksi dia, IHSG akan bergerak di rentang support 6.798 dan resistance 6.953 untuk pekan depan.
Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, untuk pekan depan, katalis datang dari kebijakan Presiden Jokowi yang memutuskan untuk mencabut pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Indonesia seiring jumlah kasus Covid-19 kian menurun.
Selain itu tingkat herd immunity masyarakat juga meningkat. “Hal ini menjadi salah satu alasan Pemerintah mencabut PPKM. Oleh sebab itu akan berdampak positif pada tingkat mobilitas masyarakat,” kata Rio.
Baca Juga: IHSG Turun 0,14% ke 6.850 Pada Jumat (30/12), Perdagangan Terakhir 2022
Di sisi lain, ekspektasi pelaku pasar yang lebih positif di awal tahun akan pertumbuhan ekonomi yang lebih positif di 2023, diharapkan dapat memberikan peluang January Effect atau penguatan di Januari 2023.
Sebagai informasi, probabilitas penguatan dari IHSG di Januari sebesar 73.91% dari tahun 2000-2022.
Adanya konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan banyak negara Barat mencari alternatif negara tujuan impor batubara baru untuk menggantikan pasokan dari Rusia. Hal ini berdampak positif pada Indonesia karena hingga Desember 2022 ekspor batu bara RI ke Eropa mencapai 6,6 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News