Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Penurunan suku bunga ini sempat memberi sentimen positif pada IHSG, meskipun tetap ditutup melemah 0,22% ke level 6.239,24.
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai meskipun suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) turun, penurunan tersebut masih kurang. Saat ini BI-7DRRR dinilai masih tinggi.
"Itu hanya sentimen. Memang saat BI rate diumumkan (IHSG) sempat naik, tapi ditutup turun. Karena investor masih merasa tinggi dan juga menunggu Fed Rate," jelas Teguh kepada Kontan, Kamis (22/8).
Di sisi lain, Teguh memprediksi The Fed akan tetap menahan suku bunganya di level 2-2,25% setelah sempat turun awal bulan ini. Hal ini didukung oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tumbuh cukup tinggi secara historis di kisaran 2,8%. Meskipun skenarionya demikian, Teguh mengatakan masih aman bagi BI untuk menurunkan suku bunga.
Teguh bilang, BI masih perlu menurunkan suku bunga satu hingga dua kali lagi untuk mendorong fundamental ekonomi dalam negeri. Mengingat saat ini Rupiah sudah lebih stabil di level sekitar Rp 14.200, inflasi rendah dikisaran 3-4% dan pertumbuhan ekonomi stagnan di level 5%.
"Penurunannya bagus tetapi belum cukup untuk membuat perekonomian dalam negeri meroket," jelasnya.
Mengenai spread antara suku bunga BI dan The Fed, jarak tersebut masih wajar. Pasalnya, suku bunga BI idealnya lebih tinggi dari The Fed dengan jarak sesuai inflasi dalam negeri.
Artinya, data terakhir tahun 2018 inflasi tercatat 3,13% kemudian akan bergerak dikisaran tersebut, maka selisih suku bunga BI dan The Fed idealnya 3%. Maka bila saat ini suku bunga BI 5,5% dan The Fed 2%-2,5%, ini masih cukup ideal. "Tidak apa-apa, tidak masalah," imbuh dia.
Dengan demikian, Teguh memprediksi IHSG hingga akhir tahun sekitar 6.000. Namun, perlu diperhatikan dalam perjalanannya IHSG masih akan bergejolak. Mengingat, adanya inverted yield curve di AS, Dow Jones Index yang menurut Teguh masih lemah di level 26.202,73 dan perang dagang yang masih bisa memanas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News