Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dibandingkan indeks saham regional, pertumbuhan IHSG sebesar 11,95% terlihat tak terlalu istimewa. Beberapa indeks saham negara lain mencetak return lebih tinggi.
Sampai akhir pekan lalu (20/10), indeks KOSPI di Korea Selatan, misalnya, mencetak kenaikan 24,83% sepanjang tahun ini. Lalu, SET Index di Thailand naik sekitar 16,43%, indeks STI Straits Times di Singapura naik sebesar 21,97%, dan PSEi (Filipina) sebesar 11,88%.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, kenaikan IHSG memang terlihat lebih landai dibandingkan indeks regional lain. Ini lantaran pertumbuhan ekonomi di beberapa negara lainnya lebih mentereng dibandingkan Indonesia.
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mencontohkan, Filipina mencatat gross domestic product (GDP) yang cukup tinggi di kuartal II 2017. Mengutip Reuters, GDP Filipina di kuartal II-2017 tumbuh 6,5% dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi ini justru membuat Aditya menilai bahwa pasar saham Indonesia terbilang bagus. "Secara pertumbuhan kita mungkin kalah, tapi return ada. Itupun belum dibantu kondisi makro," tutur Aditya.
Tak hanya hingga akhir tahun ini, Aditya dan Kevin melihat IHSG masih akan tumbuh bagus di tahun depan. Aditya memperhitungkan bahwa tak akan sulit bagi IHSG untuk naik sekitar 20% di tahun depan.
Selain dengan sokongan kondisi ekonomi makro, target tersebut menurut Aditya juga bisa dicapai seiring munculnya beberapa katalis positif. Teranyar, lembaga pemeringkat utang Standard & Poor's (S&P) akan kembali menaikkan rating Indonesia.
Sementara itu, Kevin melihat adanya kekuatan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang masih bisa menopang IHSG, terutama di sektor komoditas. Emiten ekspor komoditas menurutnya juga bisa memanfaatkan momen menguatnya kurs dollar terhadap rupiah.
Selain itu, Aditya dan Kevin juga sepakat bahwa pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang menjadi fokus Indonesia akan jadi katalis positif bagi IHSG. Dalam waktu lima tahun kedepan Kevin yakin Indonesia sudah bisa menikmati hasil pembangunan infrastruktur tersebut.
Adapun di 2018 nanti, Kevin melihat saham sektor keuangan dan pertambangan akan menarik. Selain keuangan, Aditya juga menandai defensif sektor, seperti saham emiten makanan, minuman, dan rokok. "Kemudian yang mulai rebound ada konstruksi," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News