kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,44   0,99%
  • KOMPAS100 1.055   14,32   1,38%
  • LQ45 829   11,91   1,46%
  • ISSI 214   1,24   0,58%
  • IDX30 423   6,73   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,74   1,54%
  • IDX80 120   1,64   1,38%
  • IDXV30 125   0,95   0,76%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

IHSG Masih Berpotensi Menghadapi Tekanan Jual


Selasa, 10 Mei 2022 / 07:45 WIB
IHSG Masih Berpotensi Menghadapi Tekanan Jual


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun 4,42% atau 319,16 poin ke 6.909,75 pada perdagangan Senin (9/5). Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih atau net sell Rp 2,59 triliun di seluruh pasar. 

Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing ada BBCA Rp 1,3 triliun, BBRI Rp 690,7 miliar, dan TLKM Rp 284,8 miliar. Respons pasar terhadap kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pekan lalu menjadi penekan utama IHSG.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana tekanan IHSG berasal dari efek kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pascamudik lebaran. Wawan menyebutkan saat ini, investor juga masih menunggu respons Bank Indonesia (BI). 

Sebab pelaku pasar masih menerka-nerka langkah kebijakan bank sentral Indonesia. Dia memprediksi BI dapat menaikkan tingkat suku bunga antara 25 bps sampai 50 bps.

Baca Juga: IHSG Diramal Lanjutkan Pelemahan pada Selasa (10/5), Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Dia menilai setelah kebijakan The Fed pelaku pasar sudah memiliki ekspektasi bahwa BI akan menaikkan tingkat suku bunga. Ditambah, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi pada April 2022 mencapai 0,95% secara bulanan (mom) atau 3,47% secara tahunan (yoy).

"Ekspektasi BI akan menaikkan suku bunga menjadi sangat besar, pasar akan antisipasi hal ini dulu. Justru saat suku bunga naik nanti bisa mendorong investor masuk lagi setelah ada kepastian, saat ini masih menerka berapa kenaikannya," papar Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (9/5).

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan secara historis koreksi 20% merupakan hal wajar setelah IHSG all time high. Hal ini terlihat dari rata-rata tahunan nilai maximum drawdown (MDD) berada di kisaran 20%.

Lantas, jika IHSG bergerak kembali ke level 6.000 maka itu bukanlah hal aneh. Namun pergerakan ini memerlukan sentimen negatif yang kuat. "Saya melihat 6.900 akan menjadi support untuk minggu ini dan IHSG bisa technical rebound ," imbuh dia.

Baca Juga: Pasar Merespons Keputusan The Fed, IHSG Terjun dari Level 7.000

Sementara, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati dengan tekanan jual yang masih tertahan hingga penutupan dan belum terlihat adanya perlawanan aksi beli maka diperkirakan IHSG kembali akan terjadi tekanan jual.

"Diperkirakan tekanan jual masih akan berlanjut dengan support terdekat 6.842 dan berikutnya 6.800. Lebih dari level tersebut maka IHSG rawan melemah ke 6702," papar Ivan, Senin (9/5).

Adapun Ivan menilai dalam waktu dekat IHSG masih ada kemungkinan terjadi technical rebound setelah koreksi yang agresif ini dan kembali ke atas level 7.000. Namun, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan melihat seberapa efektif dampak atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×