Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 1,02% ke level 5.766,13 pada akhir pekan lalu Jumat (11/8). Penurunan IHSG dibarengi dengan aksi jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp 1,15 triliun. Dalam sepekan, IHSG turun 0,2% dengan total net sell investor asing sebesar Rp 1,67 triliun.
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, tekanan yang membayangi IHSG pekan ini disebabkan berbagai sentimen domestik maupun global. Dari sisi eksternal, investor merespons negatif rilis data ekonomi inflasi Tiongkok yang tak sesuai ekspektasi.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea juga menekan IHSG. "Dampaknya masih akan berlanjut hingga pekan depan," ujar Hans.
Nafan menambahkan, sentimen itu membuat para pelaku pasar global mengambil sikap wait and see dan mengalihkan sebagian besar portofolionya ke instrumen safe haven, seperti komoditas emas maupun mata uang yen.
Di sisi lain, rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan membuat IHSG kehilangan tenaga. Untungnya, hasil data cadangan devisa dan data indeks keyakinan bisnis yang di atas ekspektasi pelaku pasar masih mampu menjaga stabilitas pergerakan IHSG di pekan ini.
Tapi, Nafan memprediksi, pada pekan depan IHSG cenderung menguat. Pergerakan IHSG akan didukung beberapa data makro ekonomi dalam negeri. Salah satunya, data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis pada awal pekan depan. Neraca perdagangan yang diprediksi berada di atas ekspektasi pasar akan menjadi menopang IHSG.
Karena itulah, Nafan optimistis IHSG akan bergerak positif dengan rentang support dan resistance di level 5.680 hingga 5.910. Namun, Hans justru memperkirakan IHSG masih akan melanjutkan pelemahannya, dengan rentang support 5.749 dan resistance 5.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News