Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I akhir pekan ini ditutup pada 4.670,30. Posisi ini melemah 3,82 poin atau 0,08% dengan net sell asing sebesar Rp 120,24 miliar. Sejumlah analis memperkirakan IHSG sesi II akan kembali terkoreksi.
Analis Asjaya Indosurya Securities Dimas Adrianto memperkirakan satu pekan menjelang libur Cuti Bersama sebelum Hari Raya Idul Fitri 1343 H membuat perdagangan hari ini sangat sepi. Apalagi bila ditambah dengan banyaknya data dan aksi berat yang pasti dapat menekan IHSG baik dari dunia global maupun dalam negeri seolah semakin pasti kami perkirakan IHSG akan sangat berat untuk bergerak pada sesi II ini karena investor akan cenderung untuk wait dan see.
"Bila kemarin nilai tukar rupiah berada pada Rp 10.263/ USD maka pada siang ini nilai tukar rupiah sedikit melemah pada Rp10.265/ USD. Selain itu BI telah memperkirakan bahwa inflasi pada bulan Juli akan meningkat 2,77% dari bulan sebelumnya dan akan meningkat 8,1% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Data ini turut menekan pergerakan IHSG," kata Dimas, Jumat (26/7).
Dimas memperkirakan pergerakan IHSG akan berada pada rentang support 4.630 dan resistance 4.740. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Dimas merekomendasikan emiten saham yang telah merilis laporan keuangan dengan mencermati pergerakan pasar pekan depan.
"Gunakan strategi buy on weakness atau kembali berinvestasi setelah liburan," kata Dimas.
Senada, analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengungkapkan, berlanjutnya aksi profit taking yang dilakukan oleh pemodal asing telah mendorong IHSG kembali terkoreksi. Selain itu, sinyal bursa regional yang negatif karena hang seng gagal ditutup di atas level psikologisnya, membuat pasar berlaku wait and see.
"Pasar khawatir karena bursa regional. Rupiah juga masih bergejolak. Meski posisi masih dinilai aman, tapi potensi koreksi ke level 10.400 masih terbuka karena range itu masih normal. Kekhawatiran pasar masih ada," kata Satrio.
Bursa regional juga flat, karena kinerja bursa Nikkei tidak terlalu bagus. Satrio mengungkapkan, jika pada penutupan perdagangan sesi II IHSG gagal ditutup di atas level 4.700, maka IHSG secara resmi memiliki tren turun. Satrio memperkirakan IHSG sesi II akan berada pada kisaran support 4.550-4.600 dan resistan di 4.695-4.700
Untuk saham, Satrio merekomendasikan saham UNVR, TLKM, BMRI dan juga BBRI, masing-masing pada posisi buy on weakness. "Jika IHSG lanjut koreksi, maka posisi buy on weakness sangat menarik dikoleksi terutama ada saham-saham penggerak indeks," ujar Satrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News