Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,84% sepanjang pekan ini. IHSG cukup meyakinkan menutup pekan ini dengan kenaikan 23,45 poin atau 0,34% ke level 6.982,79 pada perdagangan Jumat (15/9).
IHSG bahkan sempat menyentuh level psikologis 7.000, dengan mencapai 7.011,87 sebagai titik tertinggi secara intraday. Dalam seminggu ini, IHSG hanya sekali mencatatkan penurunan, yakni pada Selasa (12/9) dengan pelemahan 0,42%.
Meski begitu, transaksi pada pekan ini masih mencatatkan net sell sebanyak Rp 1,81 triliun. Secara sektoral saham-saham barang baku menopang penguatan IHSG dengan lonjakan 6%. Disusul sektor energi yang mengalami kenaikan 1,90%.
Analis Phillip Sekuritas Joshua Marcius melihat kondisi tersebut tersulut oleh tren penguatan harga komoditas, terutama pada minyak mentah dunia.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,34% ke 6.982 Pada Jumat (15/9), TPIA, BRPT, ESSA Jadi Top Gainers LQ45
"Penguatan sektor energi, terutama yang berhubungan dengan minyak. Penguatan harga minyak disebabkan oleh rencana pemotongan output oleh OPEC+ dan Rusia," kata Joshua kepada Kontan.co.id, Jum'at (15/9).
Merujuk tradingeconomics.com, harga minyak mentah dunia saat ini sudah bergerak di atas level US$ 90 per barel. Harga Brent bahkan sudah menyentuh US$ 93,53 per barel.
Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menyoroti penguatan IHSG pada akhir pekan ini (15/9) disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, dari sentimen global, China mencatatkan kenaikan produksi industri 4,5% (YoY) dan penjualan ritel 4,6% (YoY) per Agustus 2023.
Kedua, dari dalam negeri, surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mencapai US$ 3,12 miliar, lebih tinggi dari perkiraan US$1.55 miliar pada Agustus 2023. Hal ini terjadi ketika ekspor dan impor Indonesia masih terkontraksi di -21.21% (YoY) dan -14.77% (YoY).
Pelaku pasar juga masih menanti arah suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI). FOMC The Fed akan berlangsung pada 19 - 20 September 2023, yang diperkirakan akan menahan suku bunga acuan menyusul data terbaru Amerika Serikat yang relatif membaik.
Selain The Fed, BI juga diyakini akan kembali menahan suku bunga acuan di level 5.75% pada Rapat Dewan Gubernur pada 20 - 21 September 2023. Secara teknikal, Stochastic RSI dan MFI IHSG relatif bergerak naik, serta terbentuk golden cross pada MACD.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH-Project William Hartanto menyoroti dalam dua pekan bulan September ini, IHSG berhasil mempertahankan support 6.900.
"Ini berarti, dalam separuh bulan September 2023, IHSG hanya mengalami koreksi sehat," kata William.
Menurut dia, pergerakan IHSG sesuai dengan siklus tahunan, yang mana pada bulan September cenderung mengalami pelemahan sesaat dan terbatas. Sehingga, pelaku pasar bisa memanfaatkan pelemahan sementara ini untuk melakukan strategi buy on weakness.
Jika telah menembus level psikologis 7.000, maka IHSG akan mengakhiri gerak sideways-nya. Pada pekan depan, IHSG berpotensi menguat dalam rentang 6.920 - 7.077. William menjagokan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.986, Sektor Barang Baku Melesat 1,37% di Sesi I Jumat (15/9)
Selain itu, saham layak koleksi lainnya adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). PT Elnusa Tbk (ELSA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Joshua memprediksi, selama bertahan di atas area dynamic support 6.890, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan ke level resistance 7.090. Secara teknikal, Joshua melihat saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) menarik untuk dicermati.
Sedangkan Alrich memandang ada sejumlah saham yang berpotensi rebound atau rebound lanjutan. Di antaranya adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), TLKM, PT United Tractors Tbk (UNTR), AKRA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), BBNI, MBMA, dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News