kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG jelang all time high, berikut rekomendasi saham dari RHB Sekuritas


Senin, 18 Oktober 2021 / 07:00 WIB
IHSG jelang all time high, berikut rekomendasi saham dari RHB Sekuritas


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menembus level tertinggi baru pada penutupan akhir pekan lalu. RHB Sekuritas menilai, kenaikan IHSG ini sudah mendekati level tertinggi IHSG di akhir tahun 2021 di 6.700. 

Jumat (15/10), IHSG ditutup menguat 0,11% dari hari sebelumnya di 6.633,34. Analis RHB Sekuritas, Michael Setjoadi dalam riset 15 Oktober 2021 mengaku tetap mempertahankan target IHSG hingga akhir tahun 2021 di 6.700. Ini artinya masih ada risiko karena stagnasi global karena pasokan yang terhambat. Selain itu ada potensi keluarnya asing lantaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). 

AS juga tengah bergelut atas plafon utang dan perbaikan kondisi domestik pasca pandemi Covid-19. Tingkat vaksinasi domestik dinilai harus ditingkatkan. "Reli kuat IHSG sejak bulan lalu didorong saham cyclical berkapitalisasi besar yang masih undervalue," ujar Michael. Penurunan kasus Covid-19 juga ditopang kenaikan harga komoditas membuat IHSG terus menguat.

Baca Juga: IHSG dekati rekor all time high, analis sarankan cermati saham-saham ini

"Kami memilih saham sektor cyclical karena akan diuntungkan dari kenaikan harga komoditas dan pembukaan kembali ekonomi," jelas Michael. Beberapa sektor yang menjadi diberi rekomendasi overweight oleh RHB Sekuritas diantaranya bank, otomotif, ritel, poultry, semen, konstruksi, properti dan logam. 

"Kami baru-baru ini memangkas bobot kami untuk batubara dan perawatan kesehatan ke netral," kata Michael.  RHB Sekuritas beralasan, harga saham sektor tersebut telah menguat. Selain itu kenaikan harga didorong harga batubara dan peningkatan jumlah pasien selama pandemi puncak. 

Sementara sektor yang diberi rekomendasi untuk underweight adalah sektor kebutuhan pokok konsumen. Sebab menurut Michael, ada potensi kontraksi margin lebih lanjut karena harga komoditas tetap tinggi. Emiten saham konsumer juga akan tertekan karena kenaikan cukai dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sebab emiten ini akan kesulitan untuk meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan. 

Rendahnya  kasus harian Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir telah membantu mengembalikan arus masuk dana asing sebesar Rp 11 triliun dalam satu minggu terakhir. Sementara secara year to date dana asing telah masuk Rp 29 triliun. 

Masuknya asing ke saham-saham dengan kapitalisasi besar yang undervalued. Seperti saham sektor bank, otomotif, telekomunikasi, konsumen dan batubara. IHSG diperdagangkan pada PER 15 kali dalam 12 bulan ke depan. 

Baca Juga: IHSG menuju level tertinggi, saham-saham berikut ini layak dicermati

Michael mengatakan, dengan kekhawatiran pandemi yang lebih rendah, pemerintah akan mengarahkan lebih banyak sumber daya ke belanja infrastruktur. "Kami optimis pada sektor otomotif dan properti yang akan mendapat manfaat dari multiplier impact dari tingginya harga komoditas," ujar dia. 

Kenaikan harga batubara juga akan membawa sentimen positif bagi PDB. Sebab batubara menyumbang 80% dari pendapatan non-migas, dan menyumbang hampir 35% dari PDB provinsi penghasil batubara. 

Kenaikan harga CPO juga memainkan peran utama di Indonesia, terutama di tingkat akar rumput. Pada saat yang bersamaan ada kenaikan harga logam mendukung ekspor dan rupiah meskipun terkait pandemi besar defisit anggaran. Ke depan, perkembangan kasus Covid-19 masih akan menjadi perhatian. Pasalnya meski pembatasan sosial yang lebih mudah sejak di kuartal IV tetap ada  risiko. 

Di Indonesia, kasus harian baru Covid-19 di Indonesia telah menurun menjadi 1.000 (dari puncak hampir 60.000). Pemerintah santai pembatasan pergerakan (PPKM), dan secara bertahap membuka kembali perekonomian. 

Di dalam Agustus, penjualan mobil naik 25% MoM (+123.5% YoY), sementara semen domestik permintaan tumbuh 8,7% MoM (+2,5% YoY). Markit Indonesia Manufaktur, 
PMI juga melonjak ke 52,2 pada bulan September dari Agustus: 43,7. Namun, tingkat vaksinasi masih rendah, sehingga risiko gelombang lain COVID-19 terininfeksi akan tetap ada dan bisa akan memperlambat pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Masuk pekan RDG BI, simak saham pilihan rekomendasi analis

Karena itu RHB Sekuritas memberi beberapa rekomendasi saham yang bisa diakumulasi BUY seperti diantaranya: 
1. Aneka Tambang (ANTM) dengan target tahun depan di Rp 3.450 per saham 
2. Astra International (ASII) 
dengan target tahun depan di  Rp 6.900 per saham
3. Bank Mandiri (BMRI) dengan target tahun depan di Rp 8.200 per saham 
4. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target tahun depan di Rp 4.790 per saham 
5. Ciputra Development (CTRA) dengan target tahun depan di Rp 1.365 per saham 
6. Japfa Comfeed (JPFA) dengan target tahun depan di Rp 2.750 per saham 
7. Matahari Putra Prima (MPPA) dengan target tahun depan di Rp 1.750 per saham 
8. Mitra Adiperkasa (MAPI) dengan target tahun depan di Rp 880 per saham 
9. Pembangunan Perumahan (PTPP) dengan target tahun depan di Rp 1.420 per saham 
10. Summarecon Agung (SMRA) dengan target tahun depan di Rp 1.300 per saham 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×