Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghadapi tekanan berat pekan ini. Indeks ditutup dengan kenaikan 0,24% ke 4.472,84. Tapi dalam sepekan, IHSG melorot 2,05%.
Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital, menjelaskan, setidaknya di tengah kondisi tersebut masih ada sejumlah pelaku pasar yang melakukan aksi bargain hunting yang menciptakan tren sideways selama dua pekan terakhir untuk menghindari penurunan lebih lanjut.
"Sehingga potensi IHSG ke depan lebih mungkin ke 4.550–4.600," jelas Yuganur. Selain itu, efek rebalancing MSCI masih berlanjut dan asing mulai membeli saham-saham di sektor konsumer seperti ASII, CPIN, GGRM, dan INDF.
Pada review akhir pekan lalu, MSCI mengeluarkan saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan memasukkan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) di MSCI Indonesia Index pada MSCI Global Standard Index.
Saham PTBA masuk ke MSCI Global Small Caps Index. MSCI pun mengeluarkan 18 emiten dari daftar MSCI Global Small Caps Index.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities, menambahkan, IHSG pekan depan banyak dipengaruhi data ekonomi dari dalam negeri, yakni data neraca perdagangan.
Jika data positif, maka peluang IHSG untuk menguat bakal lebih besar. Sebab, dari sisi teknikal IHSG sendiri telah mengindikasikan penguatan lanjutan. "Diperkirakan, IHSG akan bergerak melanjutkan penguatan dengan range pergerakan 4.440–4.585," ujar Lanjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News