kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG gagal menanjak hingga akhir perdagangan sesi I, Selasa (1/10)


Selasa, 01 Oktober 2019 / 12:20 WIB
IHSG gagal menanjak hingga akhir perdagangan sesi I, Selasa (1/10)
ILUSTRASI.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 13,64 poin atau 0,22% ke 6.155,46 pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (1/10). Ini adalah penurunan IHSG dalam tiga hari perdagangan berturut-turut.

Penurunan delapan sektor menekan IHSG ke zona merah. Sektor infrastruktur merosot 1,01%. Sektor industri dasar melemah 0,85%. Sektor konstruksi dan properti tergerus 0,35%. Sedangkan sektor manufaktur turun 0,20%.

Ada dua sektor yang masih bertahan di area positif. Sektor barang konsumen naik 0,14%. Sektor keuangan menguat tipis 0,02%.

Baca Juga: IHSG berbalik turun, tiga saham melonjak lebih dari 20%

Total volume transaksi bursa mencapai 9,77 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,33 triliun. Sebanyak 193 saham turun harga hingga akhir sesi I ini. Sedangkan 161 saham menguat dan 141 saham flat.

Top losers LQ45 siang ini adalah:

  • PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) -5,15%
  • PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) -4,11%
  • PT Pakuwon Jati TBk (PWON) -3,76%

Top gainers LQ45 terdiri dari:

  • PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) 7,58%
  • PT Indika Energy Tbk (INDY) 2,28%
  • PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 1,55%

Baca Juga: BPS: Harga turun, bulan September 2019 terjadi deflasi 0,27%

Investor asing mencatat penjualan bersih Rp 49,22 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 66,5 miliar, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp 18,2 miliar, dan BTPS Rp 11,6 miliar.

Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) Rp 90 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 11,4 miliar, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Rp 9,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×