Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan hari Jumat (15/1). IHSG terkikis 0,85% atau 54,90 poin ke level 6.373,41.
Walau melemah di akhir pekan, RTI Business mencatat, pergerakan IHSG masih menghijau 1,85% selama sepekan terakhir. Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan pekan lalu IHSG bertengger di level 6.257,84, Jumat (8/1).
Kenaikan IHSG ditopang oleh penguatan di tiga hari perdagangan pertama minggu ini. Sementara dua hari perdagangan setelahnya, IHSG tercatat menurun.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, pergerakan IHSG di awal pekan diwarnai oleh sentimen positif Indeks Keyakinan Konsumen atau Consumer Confidence Index. Lainnya, terdorong sentimen distribusi vaksin dan surplus neraca perdagangan.
Baca Juga: Saham-saham ini banyak ditadah asing saat IHSG merosot Jumat (15/1)
Penguatan IHSG juga tidak terlepas dari pergerakan bursa saham di Asia yang cenderung menguat. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (15/1), mayoritas bursa saham di ASEAN dan Asia Pasifik menghijau. Hanya bursa Malaysia atau FTSE BM yang terkikis tipis 0,01% year to date (ytd),
Sepengamatan Okie, rilis data inflasi dan neraca perdagangan China yang cukup baik menjadi sentimen pendorongnya. Ini tercermin dari indikator makro yang membaik, sehingga memicu harapan pelaku pasar terhadap pulihnya perekonomian Asia.
Lebih lanjut Okie mengungkapkan, IHSG yang bergerak di zona merah pada dua hari perdagangan terakhir minggu ini justru pertanda baik.
"Saat ini dapat dikatakan IHSG sudah cukup overheat, sehingga memang membutuhkan penurunan guna menjaga valuasi dan tren kenaikan yang lebih sehat," ungkap Okie kepada Kontan.co.id, Jumat ( 15/1).
Baca Juga: IHSG turun 0,96% pada Jumat (15/1), saham JPFA, INKP dan BBRI top losers di LQ45
Menurutnya, penurunan ini masih akan berlanjut pekan depan. Sehingga pergerakan IHSG minggu diprediksi cenderung melemah terbatas di kisaran level 6.182 hingga 6.469.
Adapun pergerakan IHSG pekan depan akan diwarnai baik sentimen global maupun domestik. Sentimen global yang akan berpengaruh dan patut dicermati pelaku pasar adalah pertemuan bank sentral Eropa dan pelantikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Sementara, sentimen domestik yang akan berpengaruh pekan depan adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI). Ia pun memperkirakan BI menahan suku bunganya di 3.75%.
Selain itu, peresmian Sovereign Wealth Fund (SWF) akan menjadi perhatian pelaku pasar. Peresmian ini dinilai akan menjadi katalis positif terhadap saham-saham konstruksi.
Selanjutnya: IHSG ditutup melemah pada Jumat (15/1), tapi dalam sepekan masih menguat 1,74%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News