Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Analis meramal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi dibuka positif di awal pekan nanti. Pada akhir pekan lalu (11/11), IHSG ditutup turun 0,13% di level 3.778,89.
Kepala Divisi Treasury Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti mengungkapkan, arah gerakan bursa domestik sangat dominan masih disetir perkembangan berita global.
"Dengan melihat mayoritas saham di bursa Amerika Serikat (AS) yang ditutup naik di akhir pekan, ada peluang IHSG terangkat lagi pada pembukaan awal pekan," tutur Nurul, Minggu (13/11)
Positifnya data dari AS yang menjadi pemicu bursa AS terus reli, yaitu mengenai indeks konsumen AS bulan Oktober, naik ke posisi 64,2 yang merupakan level tertinggi sejak Juni lalu dan melebihi estimasi ekonom yaitu 61,5.
Pengamat pasar modal, Irwan Ariston Napitupulu, Sabtu (12/11) juga bilang bahwa belakangan terjadi korelasi yang kuat antara bursa domestik dengan bursa global dan regional. "Pelaku pasar saat ini sedang benar-benar mencermati perkembangan sentimen Internasional terutama dari Eropa dan AS," ujarnya.
Pekan depan, Irwan melihat pergerakan sektor saham di bursa domestik cenderung seragam, tetapi kemungkinan tren naik di kisaran 3.580-3.875.
Sedangkan Nurul, memprediksi sektor energi dan komoditas masih bisa naik signifikan di antara sektor saham lainnya dengan kemungkinan gerakan IHSG mencoba menembus 3.800-an.
"Saat risk appetite pelaku pasar sedang meninggi, hal tersebut memicu naiknya harga barang-barang tambang dan juga harga minyak dunia," pungkas Nurul.
Lain halnya dengan prediksi Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker yang dalam pesan singkatnya, Minggu (13/11) bahwa secara mengejutkan, berita Italia tidak terlalu berpengaruh besar dengan kondisi keuangan global. Begitu ada berita baik dari AS, bursa saham Wall Street langsung melonjak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News