Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di dua zona di transaksi hari ini (25/11). Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.19 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,34% menjadi 5.124,55.
Ada 134 saham yang melonjak. Sedangkan jumlah saham yang turun sebanyak 58 saham dan 66 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,639 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 581,528 miliar.
Sementara itu, sembilan sektor melaju. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor agrikultur naik 0,9%, sektor pertambangan naik 0,71%, dan sektor konstruksi naik 0,62%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang mencatatkan kenaikan terbesar pagi ini antara lain: PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 2,48% menjadi Rp 8.250, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 2,44% menjadi Rp 630, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 2,33% menjadi R 6.600.
Di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 1,91% menjadi Rp 14.125, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,77% menjadi Rp 11.100, dan PT PP (PTPP) turun 1% menjadi Rp 3.950.
Kendati demikian, investor asing masih tetap terlihat menarik dananya dari pasar saham Indonesia. Data RTI menunjukkan, nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 35,3 miliar di seluruh market dan Rp 36,8 miliar di pasar reguler.
Bursa Asia positif
Sementara itu, pasar saham Asia dibuka di zona positif pada transaksi perdagangan pagi ini (25/11). Indeks ASX 200 Australia, misalnya, naik 0,09%. Sektor energi mencatatkan kenaikan terbesar yakni 0,32%. Sedangkan sektor bahan baku berhasil naik 0,2%.
Adapun salah satu saham yang menyokong pergerakan indeks ASX 200 adalah Top End Minerals yang harganya meroket hingga 64,29% menjadi US$ 0,046 per saham. Lompatan saham ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi 60% saham dari Cornerstone Resources asal Myanmar.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average dibuka naik 0,39%. Pada hari ini, data yang dirilis pemerintah menunjukkan bahwa indeks harga konsumen inti turun 0,4% pada Oktober berdasarkan perhitungan tahunan. Hal ini sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang disurvei Reuters.
Penurunan inflasi ini terjadi selama delapan bulan berturut-turut. Hal ini diyakini akan mendorong pemerintah Jepang untuk merilis kembali lebih banyak stimulus.
Di sisi lain, posisi yen tampak stabil di hadapan dollar AS. Pada pukul 08.08 waktu Singapura, nilai tukar yen berada di level 113,34. Posisi ini mendekati level tertingginya dalam delapan bulan terakhir.
Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,29% pada awal transaksi pagi.
Pasar saham Asia tetap melaju kendati minim sentimen seiring ditutupnya pasar saham AS pada Kamis (24/11) kemarin untuk perayaan Thanksgiving.
"Pertanyaan bagi para trader hari ini adalah apakah para buyer sudah menyiapkan diri untuk melakukan aksi secara independen karena market AS tak beroperasi," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News