Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat tak berdaya pagi ini (26/10). Mengutip data RTI, pada pukul 09.14 WIB, indeks tercatat turun 0,12% menjadi 5.391,96.
Investor asing juga tampak melepas kepemilikan sahamnya pagi ini. Di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini masing-masing sebesar Rp 102,3 miliar dan Rp 105 miliar.
Ada 95 saham yang menekan langkah indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 90 saham dan 76 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,520 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 592,189 miliar.
Sementara itu, tujuh sektor terlihat menurun. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor keuangan turun 0,45%, sektor agrikultur turun 0,44%, dan sektor industri lain-lain turun 0,21%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers, antara lain: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,68% menjadi Rp 10.875, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 1,78% menjadi Rp 1.930, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 1,37% menjadi Rp 18.050.
Senasib dengan Asia
Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia juga memerah. Tak pelak, indeks acuan di kawasan regional pun melorot.
Mengutip data CNBC, pada pukul 09.57 waktu Tokyo, indeks ASX 200 Australia tergerus 1,4% ke posisi terendah dalam sebulan terakhir. Seluruh sektor tertekan, di mana sektor energi mengalami penurunan 2,17% akibat melorotnya harga minyak dunia. Selanjutnya disusul sektor finansial yang turun 1,17%.
Saham empat bank besar di Australia masih menyeret indeks. Saham ANZ, misalnya turun 0,93%. Lalu saham Commonwealth Bank of Australia turun 1,21%, saham Westpac turun 1,26%, dan National Australia Bank turun 1,04%.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,23% di awal perdagangan. Indeks Topix turun 0,12%. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,49%.
Penurunan bursa Asia menyusul aksi jual yang terjadi di bursa AS akibat laporan kinerja Apple yang mengecewakan investor.
"Kinerja Apple tidak terlalu bagus dan ini bisa menyebabkan penurunan lebih dalam. Sekarang, sejumlah negara menginginkan agar terbebas dari kesepakatan pemangkasan produksi dan hal itu kian menekan minyak," papar James Audiss, senior wealth manager Shaw and Partners Ltd kepada Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News