kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

IHSG berpotensi naik 20% tahun depan


Jumat, 18 Agustus 2017 / 08:30 WIB
IHSG berpotensi naik 20% tahun depan


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Asumsi makro ekonomi Indonesia di tahun 2018 yang dirilis pada Rabu (16/8) lalu oleh pemerintah dipandang terlalu optimistis. Meski begitu, analis menilai pelaku pasar cenderung menunggu langkah pemerintah untuk mencapai target tersebut.

Tahun depan, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 5,4%. Selain itu, pemerintah juga memasang target untuk beberapa indikator ekonomi lainnya seperti pendapatan negara sebesar Rp 1.878,4 triliun, belanja negara sebanyak Rp 2.040 triliun, penerimaan pajak sebesar Rp 1.415 triliun, inflasi sebesar 3,5%, nilai tukar stabil di angka Rp 13.500, dan harga minyak acuan sebesar US$ 48 per barel.

Menurut Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada, target tersebut dipandang oleh para pelaku pasar sebagai target yang optimistis. "Jika melihat kondisi di lapangan, target tersebut belum tentu akan tercapai," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (17/8).

Pelaku pasar pun cenderung menunggu upaya pemerintah untuk mencapai target tersebut. Nantinya, mereka akan mengamati apakah ada kebijakan baru yang akan dirilis serta implemetasinya akan seperti apa. "Nantinya, hal-hal tersebut akan mempengaruhi psikologi pelaku pasar dan akan terefleksi ke pergerakan pasar," imbuh Reza.

Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) di 2018 nanti tak hanya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah saja. Faktor nilai tukar dan kondisi global bisa jadi penggerak indeks bursa domestik tersebut di tahun depan.

Reza menilai, nilai tukar rupiah menjadi salah satu faktor internal yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Adapun pergerakan rupiah dipengaruhi oleh berbagai sentimen, di antaranya sentimen makro ekonomi seperti kebijakan Bank Indonesia (BI), langkah pemerintah untuk mencapai target RAPBN, atau juga dari kebijakan The Fed.

Faktor eksternal pun bisa ikut mempengaruhi gerak IHSG. "Kondisi global dan geopolitik bisa jadi salah satu penggerak indeks dalam negeri. Hal ini juga menjadi tantangan bagi laju IHSG karena sentimen ini sulit ditebak," ujar Reza.

Meski begitu, Reza melihat IHSG masih memiliki peluang yang sangat bergantung pada pergerakan saham yang ada. Jika kinerja saham emiten di bursa mampu terus menunjukkan perbaikan yang juga didukung oleh keadaan makro ekonomi yang semakin membaik, ia yakin IHSG bisa terus bergerak naik melebihi level 6.000 yang menjadi target di 2017 ini.

"Kalau tahun ini IHSG bisa naik sekitar 16% hingga 17%, di 2018 nanti IHSG berpotensi meningkat hingga 20% jika didukung oleh kinerja emiten yang terus membaik, kondisi makro ekonomi yang mendukung, dan pengaruh geopolitik," papar Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×