kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

IHSG Berpotensi Menguat di Pekan Ini, Cek Rekomendasi Saham Indo Premier Sekuritas


Senin, 19 Desember 2022 / 11:24 WIB
IHSG Berpotensi Menguat di Pekan Ini, Cek Rekomendasi Saham Indo Premier Sekuritas
ILUSTRASI. Rekomendasi saham yang bisa dilirik untuk sepekan terakhir


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan kenaikan pada pekan ini dari posisi penutupan Jumat (16/12) di 6.812,19. Sentimen pergerakannya berasal dari domestik dan eksternal.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, dari sisi domestik, sentimennya terkait dengan keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), data pertumbuhan kredit, dan aksi window dressing.

Tren penurunan data inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah diprediksi akan membuat BI mengambil keputusan yang lebih lunak. Menurut konsensus, BI hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur BI 21-22 Desember 2022.

Dari sisi eksternal, ada sentimen data klaim pengangguran dan data indeks pengeluaran konsumen (PCE) Amerika Serikat (AS). Diketahui, indeks pengeluaran konsumen merupakan indikator inflasi yang dipakai oleh bank sentral AS The Fed dalam memutuskan kebijakan moneternya.

"Jika tren penurunan indeks pengeluaran konsumen berlanjut maka akan membuat The Fed mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya," kata Mino dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/12).

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham BMRI, BBNI, BBCA, ACES dari Samuel Sekuritas untuk Hari Ini

Sementara itu, sentimen negatif yang dapat menghambat penguatan pasar adalah masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed pada 2023. The Fed diprediksi tetap akan menaikkan suku bunga acuan seiring penetapan terminal rate di level 5,1% atau setara dengan suku bunga di kisaran 5,00%-5,25%.

Dengan demikian, masih akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada 2023 untuk kemudian mengalami penurunan di tahun 2024 dan 2025. "Masih adanya kenaikan suku bunga tersebut dikhawatirkan akan semakin menekan ekonomi AS," ucap Mino.

Tertopang sentimen domestik dan eksternal ini, Mino merekomendasikan buy untuk trading selama sepekan mendatang hingga Jumat, 23 Desember 2022 pada saham-saham berikut ini:

  • BMRI (Support Rp 9.775, resistance Rp 10.425)
  • BBCA (Support Rp 8.450, resistance Rp 8.750)
  • ANTM (Support Rp 1.935, resistance Rp 2.100)
  • INCO (Support Rp 7.150, resistance Rp 7.600)
  • BSDE (Support Rp 915, resistance Rp 975)
  • APLN (Support Rp 158, resistance Rp 166)
  • ADRO (Support Rp 3.680, resistance Rp 4.090)
  • PTBA (Support Rp 3.800, resistance Rp 3.950)
  • AKRA (Support Rp 1.300, resistance Rp 1.440)
  • UNVR (Support Rp 4.620, resistance Rp 5.050)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×