kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IFC akan kucurkan investasi untuk Adi Sarana Armada (ASSA) hingga Rp 451 miliar


Rabu, 28 Juli 2021 / 10:44 WIB
IFC akan kucurkan investasi untuk Adi Sarana Armada (ASSA) hingga Rp 451 miliar
ILUSTRASI. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia akan menerima manfaat dari investasi besar di sektor pelayanan logistik pengiriman ekspres untuk membantu menjembatani kesenjangan infrastruktur dan meningkatkan akses terhadap layanan barang dan jasa. Hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi serta lapangan kerja pada saat negara ini menghadapi dampak signifikan dari pandemi Covid-19.

IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, akan menginvestasikan hingga US$ 31 juta atau setara  Rp 451 miliar kepada PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA). Selain mengembangkan bisnis utamanya dalam sektor leasing kendaraan bermotor, ASSA juga berencana memperluas sektor pelayanan logistik pengiriman ekspresnya melalui PT Tri Adi Bersama, atau dikenal dengan nama Anteraja, dan memperluas layanan logistik bagi sektor e-commerce di Indonesia.

Perluasan layanan pengiriman dan penjemputan langsung ke dan dari pelanggan akan memberikan manfaat bagi banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai inkubator lapangan kerja utama di Indonesia, serta jutaan pengusaha perempuan yang mengandalkan pasar e-commerce yang berkembang pesat sebagai sumber utama perdagangan dan pendapatannya.

Anteraja telah mempekerjakan lebih dari 15.000 kurir dan mengirimkan lebih dari 700.000 paket per hari. Anteraja terafiliasi dengan salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia dan salah satu perusahaan penyedia layanan logistik ekspres terbesar dan berbasis teknologi dari China.

Baca Juga: Intip rekomendasi saham Adi Sarana Armada (ASSA) dari Samuel Sekuritas

Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Prodjo Sunarjanto menuturkan pihaknya menghargai kepercayaan dan kemitraan IFC, anggota Grup Bank Dunia khususnya di masa-masa krusial seperti ini. Perusahaan juga sangat menyambut IFC untuk menjadi pemegang sahamnya setelah konversi daripada obligasi konversi.

 

"Dukungan ini tentunya akan membantu ASSA untuk terus membangun bisnis yang berkelanjutan di semua lini bisnis dan meningkatkan kinerja perusahaan kami," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/7).

Investasi IFC dilakukan melalui penerbitan obligasi konversi di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan merupakan salah satu yang pertama sejak adanya pembaruan peraturan pada tahun 2019 yang diberlakukan untuk memperkuat perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas, menarik investor internasional dan memperdalam pasar modal di Indonesia. 

Investasi IFC di ASSA selaras dengan prioritas strategisnya di Indonesia dan sekaligus menunjukkan bagaimana sektor swasta dapat diberdayakan untuk meningkatkan sektor pelayanan logistik dan konektivitas jaringan transportasi, yang dapat membuka jalan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

IFC Vice President Asia dan Pasifik, Alfonso Garcia Mora menuturkan, investasi ini akan membuka akses ke layanan barang dan jasa yang tentunya akan menguntungkan jutaan orang yang tinggal di luar kota-kota besar di Indonesia. Termasuk mereka yang hidup di daerah berpenghasilan lebih rendah yang seringkali harus membayar dengan harga yang lebih tinggi akibat kendala logistik dan biaya transportasi.

“Pandemi Covid-19 menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia, sehingga investasi seperti ini menjadi sangat penting dan diharapkan dapat membantu menjaga dan menciptakan lapangan kerja baru ke depannya,” ujar Alfonso.

Baca Juga: Anteraja dorong kinerja Adi Sarana Armada (ASSA) pada kuartal I

Digitalisasi dan penetrasi internet yang luas telah mendorong perkembangan pesat pasar e-commerce di Indonesia. Saat ini, e-commerce menyumbang nilai barang dagangan bruto (GMV) sebesar US$ 12 miliar per tahun, dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$ 30 miliar per tahun pada tahun 2025. 

Kompetisi dan inisiatif akses digital antar platform e-commerce juga telah membuka pintu bagi jutaan pengusaha wanita yang sedang berupaya mengembangkan bisnis rumahan.

Pertumbuhan penjualan online di 24 dari 34 provinsi di Indonesia kini melampaui ibukota Jakarta, hal ini meningkatkan akses terhadap barang dan jasa bagi masyarakat di seluruh Indonesia dan mempercepat pengembangan UMKM. 

Pertumbuhan di berbagai daerah ini juga menunjukkan bahwa e-commerce mampu membantu mewujudkan pemerataan kesejahteraan. Namun, kemajuan e-commerce dapat terhambat apabila kebutuhan akan layanan logistik melebihi kapasitas bisnis logistik tradisional yang ada untuk keperluan pengiriman barang.

Melalui pendanaan kepada ASSA dan dukungan terhadap peningkatan cakupan layanan dan teknologi Anteraja, kemitraan IFC dan ASSA diharapkan akan membantu mempercepat pengembangan ekosistem Anteraja menjadi solusi pelayanan logistik berkualitas tinggi dengan biaya efisien untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan logistik.

Investasi IFC dalam bentuk pembelian obligasi konversi yang tercatat di pasar modal, selama dua tahun, dan tanpa bunga, yang diterbitkan melalui penawaran hak memesan efek terlebih dahulu oleh ASSA.

Selanjutnya: Adi Sarana Armada (ASSA) raih pernyataan efektif OJK untuk rights issue Rp 720 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×