Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Hubungan bisnis PT Mitrabara Adiperdana Tbk (Mitrabara) dengan Idemitsu Kosan Co., Ltd (Idemitsu) tidak lagi sebatas jual-beli batubara. Perusahaan asal Jepang itu juga sangat mungkin masuk ke dalam jajaran pemegang saham saham Mitrabara.
Pasalnya, Idemitsu telah menandatangani perjanjian pada 3 April 2014 untuk mengakuisisi saham Mitrabara dengan dua pemegang lama, yaitu PT Wahana Sentosa Cemerlang (WSC) dan Athanasius Tossin Suharya (ATS).
Jika opsi itu diambil, Idemitsu bakal menguasai kepemilikan setara 27,68% saham Mitrabara setelah penawaran umum perdana alias Initial Public Offering (IPO). Rinciannya, Idemitsu bisa mengakuisisi 17,8% saham Mitrabara milik ATS dan 9,88% yang dikuasai WSC.
Khoirudin, Direktur Utama Mitrabara mengatakan, opsi jual beli saham itu merupakan imbas dari hubungan baik perusahaan dan Idemitsu. Selama ini, Idemitsu memang menjadi pembeli utama batubara yang diproduksi Mitrabara.
"Mereka tertarik untuk turut menjadi pemegang saham Perseroan," kata Khoirudi di Jakarta, Senin (23/6). Kendati begitu, skema jual-beli saham antara WSC dan ATS dengan Idemitsu belum jelas.
Pasalnya, dalam IPO Mitrabara turut disertakan 136,52 juta saham divestasi WSC. Masalahnya, WSC tidak dibatasi untuk menawarkan seluruh saham divestasi kepada publik. Sebaliknya, Idemitsu pun dibebaskan jika ingin turut serta untuk membeli saham divestasi WSC dalam IPO.
Jika nantinya Idemitsu mengeksekusi opsi tersebut, porsi saham Mitrabara yang dikuasai WSC akan turun menjadi 41,42% dari kepemilikan setelah IPO yang 51,3%. Pun demikian dengan porsi saham ATS yang akan turun dari 18,77% menjadi 0,97%.
Pemilik saham Mitrabara lainnya adalah PT Baramulti Sugih Sentosa yang sebanyak 7,93%. Sisa kepemilikan saham sebanyak 20,9% bakal dikuasai oleh publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News