Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang perundingan Amerika Serikat (AS) dan China pada Kamis (10/10), pelaku pasar cenderung menjauhi aset berisiko. Hal ini turun menekan nilai tukar rupiah.
Mengutip Bloomberg, Rabu (9/10), rupiah spot melemah 0,08% ke Rp 14.173 per dolar AS. Kompak, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia juga melemah 0,08% ke Rp 14.182 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, rupiah melemah karena pelaku pasar cenderung khawatir pada perkembangan hubungan dagang AS dan China. Besok, AS dan China akan melakukan perundingan dagang kembali. Tapi, pelaku pasar tetap khawatir karena jelang perundingan kedua negara tersebut saling balas melarang perusahaan asalnya beroperasi dan membatasi kunjungan warga negara di antara kedua negara tersebut.
Baca Juga: Rupiah masih melemah 0,11% di level Rp 14.174 per dolar AS
"Kondisi jelang perundingan mengkhawatirkan hasil perundingan besok, jadi aset berisiko seperti rupiah sedang dihindari dulu," kata Yudi, Rabu (9/10). Selain itu, rupiah tidak memiliki tenaga untuk menguat karena terbebani cadangan devisa per September yang turun US$ 2,1 miliar.
Pelaku pasar juga cenderung wait and see menanti hasil kinerja Presiden Joko Widodo di periode pertama pemerintahannya dan rencana Jokowi di periode kedua. Nanti malam, pelaku pasar juga menanti hasil notula rapat Federal Reserve.
Baca Juga: Performa baht dan peso terbaik di Asia, bagaimana dengan rupiah?
Jika The Fed cenderung dovish, maka rupiah bisa menguat. Jika The Fed cenderung hawkish maka rupiah masih bisa tertekan.
Namun, selama hasil perundingan dagang AS dan China belum keluar, Yudi memproyeksikan rupiah akan cenderung bergerak melemah. Untuk Kamis (10/10), Yudi memproyeksikan rupiah di Rp 14.110 per dolar AS hingga Rp 14.240 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News