kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.059   -6,38   -0,09%
  • KOMPAS100 1.055   -0,68   -0,06%
  • LQ45 828   -2,95   -0,36%
  • ISSI 215   0,15   0,07%
  • IDX30 423   -1,43   -0,34%
  • IDXHIDIV20 513   -0,67   -0,13%
  • IDX80 120   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   0,69   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,14   -0,10%

Holding period usai, SR009 laris di pasar sekunder


Selasa, 11 April 2017 / 09:55 WIB
Holding period usai, SR009 laris di pasar sekunder


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Senin (10/4) tercatat mengalami penurunan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price turun sebesar 0,07% ke level 114,70 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp 8,45 triliun dari 40 seri yang diperdagangkan. Sementara, volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan perdagangan Senin senilai Rp 1,15 triliun.

Sukuk Negara Ritel seri SR009 menjadi Surat Berharga Negara (SBN) dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp 1,32 triliun dari 837 kali transaksi di harga rata-rata 100,02%.

"Larisnya seri tersebut seiring dengan mulai dapat diperdagangkannya SR009 di pasar sekunder setelah masa holding period satu kali pembayaran bagi hasil," tulis Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra dalam rilis, Selasa (11/4). Selama holding period, pemilik obligasi tak bisa melepas atau memperdagangkan efeknya di pasar sekunder. 

Sementara itu, Obligasi Negara seri FR0072 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp 690,80 miliar dari 54 kali transaksi di harga rata - rata 105,07%.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 776,40 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang dapat diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap II Tahun 2017 Seri A (SANF02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp 267 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi I Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA01SB) senilai Rp 72 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,15%.

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 35 pts (0,26%) di level 13.286 per dollar Amerika. Nilai tukar bergerak dengan mengalami penguatan sejak awal perdagangan pada kisaran 13.237 hingga 13.333 per dollar Amerika.

"Penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah cenderung melemahnya mata uang regional terhadap dollar Amerika," jelas dia.

Penguatan nilai tukar tersebut didukung oleh meningkatnya angka cadangan devisa Maret yang sudah disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) pada akhir pekan lalu.

Asal tahu saja, BI menyatakan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2017 tercatat sebesar US$ 121,8 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Februari yang hanya tercatat US$ 119,9 miliar.

Hal tersebut dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penerbitan sukuk global pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

Adapun mata uang regional yang memimpin pelemahan terhadap dollar Amerika adalah Won Korea Selatan (KRW), diikuti oleh Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×