Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) sudah menyerap belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 275 miliar. Angka itu setara 55% dari total anggaran yang dialokasikan manajemen KIJA tahun 2013 sebesar Rp 500 miliar.
Menurut Sekretaris Perusahaan KIJA, Muljadi Suganda, belanja modal itu sudah digunakan untuk membeli lahan di Cikarang sebagai tambahan landbank (cadangan lahan). Kata Muljadi, meski masih memiliki landbank yang luas, KIJA tak menyurutkan langkah untuk terus menilik peluang akuisisi lahan baru.
Tak heran, alokasi belanja modal tahun ini seluruhnya untuk penambahan lahan baru. "Diutamakan di Cikarang," jelasnya kepada KONTAN, Senin (22/7).
Asal tahu saja, hingga semester pertama 2013, KIJA sudah mencatatkan penjualan pemasaran (marketing sales) Rp 626 miliar, dari target tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun.
Marketing sales ini berasal dari penjualan lahan industri seluas 20 hektare (ha). Tahun ini, KIJA menargetkan bisa menjual area lahan seluas 40 ha hingga 50 ha.
KIJA saat ini tidak memiliki target besar penjualan lahan industri lantaran sebagian besar landbank belum siap dijual. "Lahan yang siap dipakai terbatas," terang Muljadi.
Muljadi bilang, selain membidik landbank di daerah Cikarang, KIJA juga tengah memproses pengembangan lahan di Jawa Tengah dengan target akuisisi seluas 860 ha untuk fase pertama. Sebagai catatan, hingga kini, total luas landbank KIJA masih cukup besar berlimpah, yakni mencapai 1.000 ha.
Pada 2012 lalu, KIJA berhasil menjual seluas 50 ha lahan industri dengan kisaran harga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per meter persegi (m²). Meski target penjualan lahan tahun ini sama seperti tahun lalu, KIJA berkeyakinan pendapatan tahun ini masih tumbuh karena adanya kenaikan harga jual lahan.
Tahun ini, KIJA sudah menaikkan harga jual lahan kawasan industri rata-rata sekitar 25%. Saat ini, lahan industri milik KIJA yang berada di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dipatok seharga Rp 2 juta per m²-Rp 2,5 juta per m².
Meski memiliki prospek bisnis yang cerah, beban utang KIJA perlu mendapat perhatian serius. Sebab, hingga Maret 2013, total nilai kewajiban KIJA mencapai Rp 3,28 triliun. Sebagai perbandingan, per Maret 2013, posisi kas dan setara kas KIJA sebesar Rp 310,81 miliar.
Asal tahu saja, beban bunga yang harus KIJA bayar pada kuartal pertama 2013 mencapai Rp 66,98 miliar. Angka ini naik 144,84% dari periode yang sama tahun 2012.
Untuk menurunkan beban utang, KIJA sempat menggulirkan rencana penggantian obligasi global lama dengan global bond baru, agar memperoleh kupon yang lebih murah. Namun, rencana ini urung KIJA wujudkan seiring kondisi pasar surat utang yang tidak mendukung.
Hingga penutupan perdagangan, Rabu (24/7), harga KIJA turun 3,12%, dan berakhir di Rp 310 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News