kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga akhir pekan, yen diramal masih melemah


Kamis, 18 November 2010 / 07:18 WIB
Hingga akhir pekan, yen diramal masih melemah
ILUSTRASI.


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelemahan yen terhadap dollar AS diperkirakan berlanjut sepekan ini. Selain dipicu rebound dollar AS, kecenderungan lemahnya yen juga karena imbal hasil (real return) berinvestasi di mata uang Jepang ini semakin minim.

Kemarin, hingga pukul 13.45 WIB, yen melemah terhadap dollar AS yaitu di 83,44 per dollar. Padahal, akhir pekan lalu posisi yen masih menguat di level 81.

Rebound dollar tidak terlepas dari membaiknya indikator ekonomi AS. Apalagi, mata uang AS dalam fase konsolidasi pasca koreksi tajam akibat spekulasi stimulus. Pekan ini, AS merilis penjualan ritel Oktober naik 1,2%, melampaui ekspektasi 0,7%. Angka produksi industri juga meningkat. Data ini melengkapi angka PDB dan tenaga kerja yang sebelumnya dirilis membaik, sehingga menegaskan terjadi pemulihan di negeri Paman Sam ini.

Analis Commonwealth Bank, Mika Martumpal menyebut indeks dollar sudah menembus level resistance 78,5. Maka, kecenderungan dollar akan semakin naik, sehingga major currency terutama yen dan euro akan semakin melemah.

Di sisi lain, kata Mika dengan tingkat suku bunga yen hampir 0%, sementara deflasi terus mengecil, menyebabkan proyeksi real return semakin kecil. Maka, yen di level 80 pun dianggap terlalu mahal. Per September, inflasi Jepang turun dari minus 0,9% (deflasi) menjadi minus 0,6%.

Sementara, dengan data ekonomi AS membaik, ada kemungkinan The Fed tidak mengeluarkan stimulus sebesar rencana. Apalagi, jika tingkat inflasi naik sesuai harapan. Dengan stimulus yang kecil, persepi pasar akan berbalik terhadap tren dollar. "Maka, investor mulai membeli dollar, apalagi harganya sudah sangat murah, dan ada potensi kenaikan suku bunga," ujar Mika.

Nizar Hilmy, analis Harumdana Berjangka menyebut naiknya angka pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal ketiga menjadi 3,9% dari kuartal sebelumnya 1,8%, tidak mengangkat yen. Data domestik itu belum bisa menjadi indikator Jepang akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Perekonomian Jepang masih lesu, cenderung deflasi. Apalagi, sebagai negara pengeskspor, mereka cenderung menyukai yen melemah," ujar Nizar.

Nizar menambahkan, faktor penguatan dollar karena mencuatnya krisis Eropa juga meyebabkan lemahnya yen. Saat krisis mencuat, pamor dollar AS sebagai safe haven naik. Tapi, tidak demikian terhadap yen. Yen kalah menarik dibanding Swiss franc, sebab ekonomi negeri ini cukup bagus, dan mata uangnya sangat likuid.

Maka, sampai akhir pekan ini, baik Mika maupun Nizar menduga pelemahan yen masih berlanjut. Mika memprediksi yen terhadap dollar AS bergulir di 82-84.
Sementara, Nizar memperkirakan yen bakalan bergerak di 82,30-83,60 sampai akhir pekan. Dia menilai, secara teknikal ada arah pembalikan tren dollar setelah yen menyentuh 82,6 per dollar. Penguatan dollar ini diperkirakan berlangsung dalam jangka menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×