kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Agustus, UNTR jual 1.687 unit alat berat


Minggu, 27 September 2015 / 21:58 WIB
 Hingga Agustus, UNTR jual 1.687 unit alat berat


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hingga delapan bulan pertama tahun ini, penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) tercatat mencapai 1.687 unit. Jumlah itu turun sebesar 38,65% year on year (yoy). Khusus di bulan Agustus, penjualan alat berat Komatsu hanya sebesar 175 unit dengan pangsa pasar sepanjang tahun sebesar 38%.

Penjualan di bulan Agustus masih lebih baik dibandingkan dengan penjualan di bulan Juli lalu yang hanya 137 unit. Ari Setiyawan, Investor Relation UNTR mengatakan, secara demand memang belum ada perbaikan di sektor alat berat. "Di bulan Agustus penjualannya meningkat dibandingkan bulan Juli karena pada bulan Juli ada libur Lebaran," ujarnya kepada KONTAN, belum lama ini.

Menurutnya, penjualan alat berat memang masih sulit tumbuh pada tahun ini karena permintaan yang menurun akibat tumbangnya harga komoditas. Sehingga, UNTR pun menargetkan penjualan alat berat tidak mencapai 3.000 unit di tahun ini.

Hingga bulan Agustus, penjualan dari sektor batubara hanya mencapai 30% dari total penjualan. Sementara dari sektor kehutanan sebesar 22% dan sektor perkebunan menyumbang 15% dari total penjualan. Penjualan terbesar berasal dari sektor konstruksi yang memberi porsi hingga 33%. Padahal di tahun lalu, sektor batubara masih memberi kontribusi terbesar terhadap penjualan alat berat UNTR.

Di sisi lain, kinerja anak usahanya di sektor konstruksi pertambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) masih stagnan. Dari awal tahun, overburden removal PAMA tercatat 519,1 juta bcm atau turun 3% yoy. Lalu produksi batubara PAMA turun 8% yoy menjadi 72,4 juta ton.

Khusus di bulan Agustus, produksi batubara PAMA naik 8% dibandingkan bulan Juli lalu dan naik 4% yoy menjadi 10,6 juta ton. Kegiatan overburden removal juga naik 8% yoy menjadi 75,7 juta bcm.

Ariyanto Kurniawan, Analis Mandiri Sekuritas mengatakan, perlambatan ekonomi dan rendahnya harga komoditas masih akan menjadi penghalang pertumbuhan kinerja UNTR. "Kami tidak memprediksi adanya perbaikan banyak ke depannya," ujarnya.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham UNTR ditutup turun 4,88% ke level Rp 17.525 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×