Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hingga pengujung Agustus ini, dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) Mandiri Manajemen Investasi naik 114,85% menjadi Rp 6,60 triliun. Padahal, di awal bulan Januari tahun ini, NAB MMI baru terkumpul Rp 3,075 triliun.
"Dana kelolaan dari reksadana terproteksi kami memberi sumbangan paling besar," kata Direktur PT MMI Andreas Muljadi Gunawidjaja kepada KONTAN hari ini (28/7). Hingga Juli 2008, MMII telah meluncurkan 13 Produk Reksadana. Produk tersebut yaitu Mandiri Capital Protected Fund 1, Mandiri Capital Protected Income Fund 1,2,3,4,5,6, Mandiri Protected Reguler Income 4&5, Mandiri Protected Extra, Mandiri Protected Dana bertahap, Mandiri Dana protected Berkala, dan Mandiri Dana Protected Berkala Obligasi Pemerintah. "Total dana kelolaannya mencapai Rp 2,826 triliun," kata Andreas.
Selain itu, pada Agustus ini pula, Mandiri sudah menyiapkan dua reksadana terproteksi lainnya dengan total dana kelolaan total mencapai Rp 650 triliun. Ia bilang, animo masyarakat terhadap reksadana terproteksi sangat besar. "Karena itu kami banyak menerbitkan reksadana terproteksi karena jumlah peminatnya juga lebih besar," kata Andreas.
Asal tahu saja, dana kelolaan reksadana terproteksi MMI menyumbang 66,2% dari total dana kelolaan MMI. Jumlahnya mencapai Rp 4,112 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari reksadana pendapatan tetap sebesar Rp 517,73 miliar, Reksadana saham sebesar Rp 1,175 triliun, reksadana campuran sebesar Rp 396 miliar, reksadana pasar uang sebesar Rp 72,96 miliar dan reksadana syariah sebesar Rp 332,772 miliar.
Pada awal tahun ini, reksadana terproteksi MMI mengalami kenaikan cukup signifikan. Tengok saja, dari 2 Januari lalu, total dana kelolaan meningkat 197,61% dari Rp 1,381 triliun menjadi Rp 4,112. MMI menargetkan, hingga akhir tahun nanti, dana kelolaannya bisa mencapai Rp 10 triliun. "Target kami, total dana kelolaan bisa tumbuh 51%," kata Andreas.
MMI juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dari peluang-peluang yang ada. Misalnya saja dari penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan pemerintah. "Kami selalu punya produknya dari yang ORI 1,2,3 dan 4," katanya. Nah, untuk ORI005 sendiri, MMI sudah mendapatkan sejumlah investor yang berminat membeli produk ini. "Namun kami masih mempertimbangkan hal itu karena ORI005 sendiri masih kurang sukses," jelasnya.
Andreas beralasan, kesulitan dalam mendapatkan ORI005 di pasar sekunder membuat manajemen berpikir ulang untuk ikut membuat produk reksadana dengan underlying aset ORI005. Nah, sementara untuk sukuk, MMI juga masih mempertimbangkan investasi di sukuk untuk produk syariah campurannya. "Kami masih lihat dulu likuiditas sukuk itu sendiri nanti" ujar Andreas. Yang jelas, sudah ada investor yang meminta reksadana terproteksi syariah dengan menggunakan sukuk, namun MMI masih mengaji dulu kesesuaiannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News