Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Buat para investor saham, jangan lupa cermati kabar hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) hari ini. Hasil rapat para petinggi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve ini akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke depan.
Konsensus di kalangan pelaku pasar, The Fed akan menahan bunga di 1,75%–2%.Tapi, pelaku pasar juga menanti pandangan petinggi The Fed soal prospek ekonomi AS ke depan. Sekadar mengingatkan, Donald Trump beberapa waktu yang lalu mengkritik kenaikan Fed fund rate.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyebut, secara siklus, The Fed mengerek tingkat suku bunga di akhir kuartal. "Artinya The Fed mungkin mengerek suku bunga pada pertemuan September dan Desember mendatang," kata dia, kemarin (1/8).
Nah, jika skenario ini yang terjadi, pasar saham akan merespons positif. Asal tahu saja, kemarin (1/8), IHSG rebound signifikan 1,63% ke level 6.033. Padahal, hari sebelumnya, indeks sempat tumbang 1,50%.
Alfred menilai, koreksi dan pulihnya IHSG dalam waktu singkat mengindikasikan saat ini sentimen domestik lebih dominan memengaruhi IHSG pada pekan ini. "Sehingga, hasil The Fed kemungkinan besar tak banyak pengaruhnya ke pasar," tutur dia.
Artinya, IHSG masih akan disetir oleh hasil laporan keuangan emiten. Alfred memprediksi, jangka pendek, indeks masih bisa naik dengan dukungan rilis kinerja keuangan emiten.
Tapi, ia menyebut, pencabutan aturan domestic market obligation (DMO) batubara yang urung dilakukan membatasi penguatan IHSG. Sebab, DMO menyangkut emiten-emiten big caps.
Tapi, Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia mengingatkan, musim rilis laporan keuangan semester I-2018 hampir berakhir. Sehingga, pasar akan kembali mengamati kebijakan moneter AS dan indikator ekonomi Indonesia, seperti inflasi, neraca dagang dan suku bunga BI.
Investor perlu mewaspadai risiko penguatan dollar AS dan capital outflow setelah rapat FOMC. "Waspadai tren balik arah IHSG. Masih ada ancaman perang dagang dan pelemahan rupiah," kata Rio.
Rio menyarankan investor trading jangka pendek. Jika portofolio sudah untung, investor bisa realisasi keuntungan guna menghindari risiko harga saham turun. Sedang investor jangka menengah dan panjang, masih dapat akumulasi beli saham big caps, terutama saham bank.
Meski ada potensi balik arah, analis tetap optimistis, IHSG masih bertenaga hingga akhir tahun ini. Alfred mematok target IHSG di level 6.700. Sedang Rio menaksir IHSG di 6.400 akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News