Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Setelah berakhirnya masa penawaran sukuk negara ritel (sukri) seri SR-009 yang dilakukan 27 Fabruari hingga 17 Maret 2017, pemerintah menetapkan penjatahan sebesar Rp 14,04 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 20 triliun.
Besaran tingkat imbalan yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 6,9% per tahun (fix rate). Sementara jatuh tempo dari sukri tersebut yaitu pada 10 Maret 2017 mendatang.
Surat utang tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder mulai 10 April 2017 mendatang dengan underlying asset berupa proyek APBN 2017 dan barang milik negara.
Adapun jumlah investor dari hasil penjualan tersebut sebanyak 29.838 orang. Jumlah investor terbesar berada pada kisaran pembelian Rp 5 juta-Rp 100 juta (42,40%) dan pada kisaran pembelian Rp 100 juta-Rp 500 juta (36,96%).
Sementara itu, jumlah investor terbesar berdasarkan wilayah berasal dari Indonesia Bagian Barat kecuali DKI Jakarta mencapai 58,03%. Sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai 34,12%, wilayah Indonesia Bagian Tengah 7,21%, dan wilayah Indonesia Bagian Timur 0,64%.
Berdasarkan kelompok profesi, jumlah investor terbesar adalah profesional, pegawai swasta, dan BUMN atau lembaga dengan persentase sebesar 41,36%. Berdasarkan kelompok umur, jumlah investor terbesar berada pada kelompok umur di atas 55 tahun, yaitu mencapai 39,56%.
Sekadar gambaran, hasil penujualan sukri pada tahun lalu jauh lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 31,5 triliun. Bahkan angka penjualan tahun lalu merupakan angka yang telah diperbesar (upsize) karena target indikatif pemerintah hanya Rp 30 triliun. Adapun tingkat imbalan yang diberikan pemerintah dalam penerbitan sukri tahun lalu yaitu 8,3%.
Penjualan sukri tahun ini merupakan strategi pembiayaan pemerintah untuk menutup defisit anggaran tahun ini. Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017, pemerintah mematok defisit anggaran sebesar 2,41% dari produk domestik bruto (PDB). Sementara target penerbitan SBN bruto tahun ini mencapai Rp 597 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News