Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) getol menjalin kerja sama untuk mendongkrak bisnis emas. Kali ini, HRTA menggandeng entitas usaha dari PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Corporate Secretary Hartadinata Abadi Ong Deny mengungkapkan HRTA telah menandatangani kerja sama jual beli logam mulia dengan PT Agincourt Resources. Namun, Ong tidak membeberkan detail volume jual-beli maupun nilai transaksi.
"Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat posisi di pasar logam mulia, serta mendorong peningkatan kinerja operasional," ungkap Ong dalam keterbukaan informasi, Jumat (14/2).
Baca Juga: Perdana, Freeport Indonesia Kirim Emas Batangan ke Antam
Adapun, perjanjian kerja sama dengan Agincourt Resouces ditandatangani pada 13 Februari 2025. Tak hanya dengan Agincourt, pada tanggal yang sama HRTA juga meneken perjanjian dengan PT Emas Murni Abadi (EMA) dan PT Linge Mineral Resources (LMR).
HRTA dengan EMA dan LMR melakukan amandemen term sheet terkait kerja sama pemurnian dan jual beli emas. Ong menjelaskan HRTA bersama dengan EMA dan LMR melakukan penyesuaian kesepakatan terkait penjajakan kerja sama pemurnian dan jual beli logam mulia.
Jumlah logam mulia yang dapat dimurnikan dan dibeli mencapai 3.600 kilogram (kg) per tahun. "Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mengembangkan kegiatan usaha masing-masing para pihak," kata Ong.
Baca Juga: Bumi Resources (BRMS) Kerek Target Produksi Emas Jadi 75.000 Troy Ounce pada 2025
Sebagai catatan, EMA merupakan anak perusahaan HRTA. Sedangkan LMR adalah entitas usaha dari BRMS yang menggarap pertambangan emas di Aceh. Sementara itu, PT Agincourt Resources merupakan anak usaha UNTR yang menambang emas di Martabe, Sumatra Utara.
Target & Strategi HRTA pada 2025
Secara bisnis, HRTA optimistis bisa mengerek naik kinerja pada tahun 2025. Katalis yang akan mendongkrak performa HRTA adalah kenaikan target penjualan logam mulia dan perhiasan di tengah lonjakan harga emas yang mencapai rekor tertinggi.
Direktur Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Thendra Crisnanda memperkirakan kenaikan harga emas dunia masih bisa berlanjut hingga mencapai level US$ 3.000 per ons troi.
"Meski patut dicermati koreksi yang sehat wajar terjadi setelah emas menembus level psikologis tersebut," kata Thendra kepada KONTAN, Kamis (13/2).
Kenaikan harga emas akan berpengaruh positif terhadap harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP). HRTA mengasumsikan peningkatan ASP sebesar 10% - 13% secara tahunan alias year on year (yoy).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Targetkan Penjualan Emas 240.000 Ons di 2025
"Pendorong peningkatan kinerja perseroan di tahun 2025 lebih akan didominasi oleh peningkatan volume penjualan yang ditargetkan meningkat di atas 30% yoy," imbuh Thendra.
HRTA pun mengerek target penjualan emas batangan dan perhiasan ke level 19,5 ton hingga 20 ton pada 2025. Sebagai perbandingan, estimasi penjualan emas batangan dan perhiasan HRTA tahun lalu mencapai 14,8 ton - 15 ton.
HRTA mengestimasi pertumbuhan pendapatan pada 2025 bisa mencapai 50% - 60% dan laba bersih tumbuh 40% - 50% (yoy). Sedangkan pada tahun 2024, Thendra mengatakan kinerja HRTA sesuai rencana, dengan tingkat pertumbuhan pendapatan 30% (yoy) dan laba bersih 15% (yoy).
Sebagai strategi untuk memoles kinerja bisnis pada tahun ini, HRTA akan menggelar ekspansi gerai, eksplorasi perluasan pasar ekspor, hingga menjalin kerja sama strategis. Pada Januari lalu, HRTA adalah menjalin kemitraan dengan PT Pegadaian.
Secara keseluruhan, HRTA telah memiliki lebih dari 1.000 point of sales, termasuk 85 toko dengan merek Hartadinata Abadi. Thendra mengungkapkan, HRTA akan secara selektif melakukan ekspansi dengan menargetkan 15 toko baru sepanjang tahun 2025.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Targetkan Penjualan Emas 240.000 Ons Tahun Ini
HRTA telah mengidentifikasi area pembukaan toko. Antara lain di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Semarang, Solo, Malang, Balikpapan, Samarinda, Manado, Kepulauan Riau, Jambi, Medan, Bali atau kota/kabupaten potensial lainnya.
Berbarengan dengan pengembangan pasar di dalam negeri, HRTA juga terus melancarkan ekspansi ke pasar luar negeri. Thendra mengatakan HRTA akan melanjutkan eksplorasi pasar ekspor baru. Terutama di Asia seperti Thailand dan Vietnam, di samping India dan Dubai yang saat ini telah berjalan.
"Meskipun demikian, Perseroan lebih berfokus untuk mengembangkan pasar domestik terutama segmen emas batangan yang dinilai lebih prospektif pada tahun 2025." kata Thendra.
Guna memuluskan strategi bisnisnya, HRTA menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 125 miliar pada tahun 2025. Capex ini terutama dialokasikan untuk pengembangan integrasi pabrik HRTA serta pembelian mesin-mesin untuk menunjang aktivitas produksi.
Selanjutnya: Rajawali Nusindo Amankan Ketersediaan Gula dan Minyak Goreng Jelang Ramadhan
Menarik Dibaca: KAI Luncurkan KA Perintis Cut Meutia di Aceh, Tarif Rp 2.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News