Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) saat ini tengah menuntaskan proses perizinan untuk membentuk anak usaha di bidang pegadaian. Perusahaan baru saja mendapatkan restu pemegang saham dan dalam dua bulan akan menunggu restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memuluskan rencananya.
Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk mengatakan, perusahaan menargetkan dalam dua bulan ini seluruh proses perizinan bisa tuntas. Tahap awal, perusahaan akan penetrasi gerai-gerai pegadaian miliknya di seluruh Jawa Barat sebelum ekspansi ke wilayah lain.
“Investasinya sekarang Rp 3,5 miliar sebetulnya tidak material karena bisnis pegadaian tidak butuh modal banyak, jadi kami tidak sediakan produk apapun hanya jasa saja. Tempat juga tidak terlalu wah, untuk space kecil juga sudah bisa jalan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (14/9)
Dirinya menargetkan pada kuartal IV-2018 usaha tersebut sudah bisa jalan, sebab persiapan untuk mendirikan anak usaha tersebut sudah dimulai prosesnya sejak Maret tahun ini. Apalagi perusahan juga sudah mulai menginvestasikann dana untuk persiapan dan rencana penyertaan modal.
Untuk tahap awal, HRTA akan membangun gerai pegadaian berdampingan dengan gerai-gerai perhiasan miliknya.
“Kalau pegadaian itu kecil kontribusinya, pegadaian kalau dapat izin bulan depan paling kami buka dua gerai tahun ini, proyeksinya tahun ini (gerai) pegadaian baru dua,” tutupnya.
Sementara itu, untuk ekspansi gerai perhiasan yang baru, Sandra bilang perusahaan akan mengembangkan gerai di luar Jawa. “Tahun ini mungkin kami mau akan tambah lagi di Palembang, Medan, ya mungkin akhir tahun akan tambah empat sampai lima gerai, kami pakai skenario pesimistis dulu karena lihat kondisi ekonomi sekarang,” ujarnya di Jakarta, Jumat (14/9).
Sampai Agustus, perusahaan memiliki 32 gerai yang terdiri dari 28 gerai ACC, dan empat gerai Claudia dan Celine Jewellery.
Dalam dua tahun ini HRTA tengah mengejar total gerai ACC sebanyak 100 gerai. Oleh karena itu, perusahaan akan menerbitkan instrumen surat utang jangka menengah atau MTN untuk memenuhi kebutuhan modal tersebut.
“Kalau sampai 100 gerai itu kami butuh Rp 300 miliar, kami memang kemarin ada rencana MTN tetapi dengan kondisi seperti ini kami hold dulu karena suku bungan juga naik. Kami hold mungkin sampai sebelum akhir tahun,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
