kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,32   -14,41   -1.55%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga timah kembali terkikis


Jumat, 06 Januari 2017 / 08:53 WIB
Harga timah kembali terkikis


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah menanjak sejak akhir tahun lalu, harga timah kembali terkoreksi. Tapi analis memprediksi koreksi hara ini hanya bersifat teknikal. Harga komoditas ini masih berpeluang menguat hingga akhir pekan nanti.

Mengutip Bloomberg, Kamis (5/1) pukul 14.15 WIB harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun tipis 0,09% ke US$ 21.125 per metrik ton.

Dalam sepekan terakhir, harga timah tidak terlalu banyak bergerak. Harga komoditas ini masih menguat 0,35% di periode tersebut.

Andri Hardianto, Research and Analyst Asia Tradepoint Futures, menilai, secara fundamental harga timah masih kuat, sehinga peluang kenaikan harga berlanjut juga masih ada. Namun posisi harga yang terhitung cukup tinggi saat ini membuat pelaku pasar melakukan profit taking sesaat.

Koreksi terjadi berbarengan dengan kabar negatif yang datang dari China. Pemerintah Tiongkok mengestimasi tambang timah di sana masih kelebihan produksi, meski belum ada angka detail berapa besar kelebihannya.

Efeknya, China diperkirakan mengikis impor timahnya, terutama dari Myanmar dan fokus menggunakan timah produksi dalam negeri. "Saat ini pasar juga sedang wait and see data ekonomi AS," tutur Andri.

Pelaku pasar antara lain menunggu rilis data penyerapan tenaga kerja AS sektor swasta dan tingkat pengangguran. Prediksinya, tingkat pengangguran AS naik dari 4,6% jadi 4,7%.

Tapi pebisnis timah tak perlu khawatir. Naiknya harga minyak ke US$ 53 per barel bakal mengerek naik harga komoditas lain, termasuk timah. Karena itu, Andri memprediksi harga timah hari ini (6/1) masih bisa naik terbatas. Apalagi, ada kemungkinan pasokan timah dunia turun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia memprediksi sepanjang tahun ini produksi timah Indonesia hanya 50.000 ton, di bawah produksi 2016 sekitar 60.000-70.000 ton. ITRI Ltd memprediksi di 2017 akan terjadi defisit timah di pasar global sekitar 10.000 ton.

"Apalagi jika nantinya pemerintah Indonesia memperpanjang aturan pelarangan ekspor konsentrat tambang," tambah Andri.

Asal tahu saja, aturan ini memang berakhir pada 17 Januari 2017, namun berpotensi diperpanjang. Jika benar diperpanjang, bisa dipastikan turut menyurutkan pasokan timah. Sekadar info, Indonesia menyumbang 7% stok timah global.

Dari sisi teknikal harian, Andri menganalisa harga saat ini bergerak di atas MA 50, 100 dan 200 mendukung kenaikan berlanjut. Garis MACD di area 29 berpola uptrend. Ini sejalan dengan RSI level 54 yang terus naik. Tapi stochastic sudah masuk area overbought dan memicu koreksi jangka pendek pada harga. Harga timah berpotensi terkikis jika data ekonomi AS membaik dan mengerek naik kurs dollar AS.

"Untuk Jumat, harga timah akan bergerak di kisaran US$ 20.950-US$ 21.500 per ton, dan sepekan ke depan bergerak di kisaran harga US$ 20.900-US$ 21.750 per ton," ujar Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×