kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

harga timah berpotensi naik perlahan


Jumat, 01 November 2013 / 08:15 WIB
harga timah berpotensi naik perlahan
ILUSTRASI. Garena Free Fire Bakal Punya Logo Baru, Mencerminkan Identitas Battle in Style


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga timah menujukkan tren kenaikan. Meski perlahan, prospek harga timah masih tetap menanjak karena ekspektasi permintaan dari China akan meningkat.

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/10), harga timah di bursa London Metal Exchange (LME) untuk kontrak pengiriman Januari 2013 berada di level US$ 23.125 per ton. Harga ini turun tipis 0,19% dibanding sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan harga timah menguat 1,42%.

Juni Sutikno, Analis Philip Futures Indonesia bilang, China sedang gencar melakukan ekspansi. Survei sejumlah analis memprediksi, purchasing managers index (PMI) China di Oktober akan mencapai 51,2, naik dari bulan sebelumnya di level 51,1. Ini akan menjadi pertumbuhan tercepat sejak April 2012.

Data ini menambah sinyal bahwa ekonomi China kian stabil. Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi komoditas, termasuk timah. "Membaiknya data industri China akan meningkatkan permintaan timah," jelas Juni.

Harga timah juga terus mendaki pasca komoditas ini dicatatkan di Bursa Komoditas Derivatif Indonesia (BKDI). Bahkan, per 24 Oktober 2013, harga timah sempat menembus US$ 24.000 per ton. Pergerakan harga timah ini sejalan dengan tren kenaikan harga tembaga di pasar dunia.

Ibrahim, analis Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI), pernah bilang, sejak diberlakukan aturan ekspor timah harus melalui BKDI, pasokan timah dunia terganggu. Menurut Ibrahim, sebelum ada bursa timah, LME banyak mengambil timah dari Indonesia dan Malaysia. Namun, dengan aturan pemerintah yang melarang ekspor timah tanpa lewat bursa timah telah menutup keran ekspor, terutama dari pengekspor ilegal. Akibatnya, stok timah batangan di pasar global terbatas, dan mengangkat harga.  

Secara teknikal, tren kenaikan harga timah tercermin dari positifnya pergerakan relative strength index (RSI) dan stochastic. RSI terus menanjak dari 38% menuju 49%. Sementara stochastic, meski sempat menyentuh area jenuh beli, kini telah bergerak naik. Moving average converge divergence (MACD) juga masih berada di area positif.

Prediksi Juni, harga timah hingga akhir tahun ini dapat menembus US$ 24.000 per ton. Di tahun depan, harga diprediksi masih bergerak naik di atas US$ 25.000 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×