Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Kenaikan harga tembaga terus berlanjut. Sentimen positifnya datang dari optimisme bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) akan membaik di tengah momentum perbaikan ekonomi China yang juga menunjukkan hasil positif.
Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan mendatang di bursa London Metal Exchange (LME), Jumat (31/1) senilai US$ 8.290 per metrik ton, naik 1,53% dibanding hari sebelumnya. Pada harga tersebut, tembaga mencatat angka tertinggi sejak Oktober 2012. Dalam sepekan, harga tembaga naik 3,2%. Ini adalah kenaikan mingguan tertinggi sejak September.
Menurut survei Bloomberg terhadap 25 analis, 20 analis optimistis harga tembaga pekan depan masih bullish. Sisanya menjawab bearish. Kenaikan harga akibat data-data ekonomi China pada Januari menunjukkan pertumbuhan ekonomi pesat. Perusahaan-perusahaan industri di negara konsumen logam terbesar ini juga terus berkembang.
Para analis memprediksi, ekonomi AS yang sempat melemah di kuartal IV 2012 akan mulai pulih pada kuartal I tahun ini. Proyeksi ini dipicu langkah bank sentral AS, Federal Reserve yang mempertahankan stimulus.
The Fed mempertahankan pembelian aset US$ 85 miliar per bulan jika tingkat pengangguran belum membaik secara signifikan. "AS akan menunjukkan setidaknya pertumbuhan moderat tahun ini dan stimulus AS mendorong harga komoditas yang lebih tinggi," kata Daniel Briesemann, seorang analis komoditas di Commerzbank AG di Frankfurt, kepada Bloomberg.
Perkembangan ekonomi China dan AS memang sangat mempengaruhi harga tembaga. Barclays Plc memprediksi, kawasan Amerika Utara mengkonsumsi 11% dan China 42% dari total persediaan tembaga dunia.
Analis Harvest International Futures, Ibrahim memproyeksi, pekan ini data-data ekonomi dari AS, China dan Eropa bisa menghambat laju kenaikan harga tembaga. Menurutnya, pekan ini harga tembaga akan terkoreksi harian meski tidak begitu dalam.
Ia menambahkan, rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melakukan pembelian obligasi jangka pendek bisa mengangkat harga tembaga. "Kebijakan itu berarti sejalan dengan putusan The Fed. Presiden ECB juga pernah bilang pertumbuhan ekonomi Eropa pada 2013 ini akan sangat menantang. Pembelian obligasi itu bisa jadi wujud konkretnya," tambah Ibrahim.
Ibrahim memprediksi, harga tembaga bisa terkoreksi ke level US$ 8.242,97 per metrik ton. "Koreksi tidak akan terlalu jauh, itu karena harga sudah terlalu tinggi. Setelah koreksi harga kembali naik," ujarnya. Ibrahim memprediksi, harga sepekan akan berada di area US$ 8.192,68 sampai US$ 8.353,26 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News