Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga tembaga tetap berada dalam kisaran sempit pada Senin (2/9) pagi. Para investor menilai prospek pemotongan suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan permintaan dari konsumen utama, China.
Melansir Reuters, tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik tipis 0,1% menjadi US$9.245,50 per ton pada pukul 01:31 GMT, setelah mencatatkan kenaikan kecil di bulan Agustus, dengan meningkatnya kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September.
Kontrak tembaga untuk bulan Oktober yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) turun 0,2% menjadi 73.860 yuan ($10.417,49) per ton.
Baca Juga: Kemendag Ungkap Penyebab Harga Seluruh Produk Pertambangan Turun
Dolar AS tetap bertahan pada kenaikan yang dicapai pada Jumat setelah data pengeluaran yang positif membuat pasar mengurangi peluang pemotongan setengah poin oleh The Fed.
Dolar yang kuat membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal untuk dibeli, sehingga menekan harga logam.
Laporan tenaga kerja yang akan dirilis minggu ini akan sangat penting bagi The Fed.
Permintaan dari China juga membebani pasar. Stok tembaga telah menurun dalam beberapa pekan terakhir setelah penurunan harga mendorong pembelian, terutama dengan datangnya musim gugur yang secara tradisional merupakan musim yang baik.
Baca Juga: Harga Tembaga Bersiap untuk Kenaikan Bulanan
Di LME, aluminium turun tipis 0,1% menjadi US$2.445 per ton, nikel turun 0,7% menjadi US$16.650, seng turun 0,7% menjadi US$2.877, timbal naik 0,5% menjadi US$2.063, dan timah turun 0,9% menjadi US$32.055.
Di SHFE, aluminium turun 0,5% menjadi 19.650 yuan per ton, timbal naik 0,2% menjadi 17.330 yuan, sementara nikel turun 2,7% menjadi 127.960 yuan, seng turun 0,9% menjadi 23.815 yuan, dan timah turun menjadi 260.290 yuan.
Selanjutnya: Nasihat Warren Buffett Agar Sukses dalam Membangun Karier
Menarik Dibaca: Bunga Deposito BCA di Bulan September 2024, Tertinggi 3,25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News