Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Akhir pekan lalu harga tembaga ditutup menguat. Pemicunya adalah kepercayaan konsumen di Amerika Serikat (AS) sebagai pengguna logam industri terbesar kedua di dunia naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun. Kenaikan harga tembaga ini merupakan yang terbesar selama dua bulan terakhir.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (14/11), harga tembaga untuk pengiriman Desember 2014 di London Metal Exchange (LME) naik 0,72% menjadi US$ 6.705 per ton. Namun dalam sepekan harga masih turun 0,15%.
Data Prelim UoM consumer sentiment AS per Oktober naik menjadi 89,4 dari 86,9 bulan sebelumnya. Angka ini juga lebih tinggi dibanding perkiraan analis di 87,3. Data tersebut menjadi sinyal kenaikan belanja AS dan permintaan peralatan elektronik yang menggunakan kabel tembaga.
Graham Leigton, Trader Marex Spectron Group di New York kepada Bloomberg mengatakan, kenaikan kepercayaan konsumen ini berdampak positif bagi ekonomi dan industri secara keseluruhan. Namun, Bart Melek, Kepala Strategi Komunikasi TD Securities di Toronto menilai, kenaikan tingkat kepercayaan konsumen AS tidak terlalu penting karena pengguna tembaga terbesar adalah China.
Data produksi pabrik di Oktober melemah sejak tahun 2009. Produksi hanya tumbuh 7,7%, turun dari bulan sebelumnya 8%. Ini mengindikasikan permintaan tembaga China akan melambat.
Ibrahim, Analis dan Direktur Equilibirium Komoditi Berjangka, mengatakan, kenaikan harga tembaga karena tingkat kepercayaan konsumen di AS meningkat. Namun, secara fundamental harga tembaga masih tertekan akibat perlambatan ekonomi Tiongkok. Dia memperkirakan, harga tembaga masih akan jatuh karena indeks dollar AS terus menguat.
Padahal, stok tembaga masih cukup besar, terutama di Filipina, Indonesia dan Australia. Ibrahim menilai, penguatan yang ada saat ini masih terbatas. "Produsen belum mau memangkas produksi karena ingin membayar biaya operasional, terutama membayar pekerja," jelas Ibrahim.
Secara teknikal ia melihat harga tembaga masih bakal melemah. Ini nampak pada bollinger band yang berada 60% di atas bollinger bawah menujukkan potensi turun. Moving Average (MA) 60% di atas bollinger bawah menandakan harga turun.
Stochastic di level 55% area negatif mengindikasikan harga turun. Relative Strength Index (RSI) 70% di area positif berpotensi naik. Sedangkan Moving Average Convergence Divergence (MACD) 60% di area negatif. Ibrahim memperkirakan, harga tembaga akan bergerak di US$ 6.430-US$ 6.720 per ton dan dalam sepekan akan di US$ 6.600-US$ 6.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News