Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga obligasi negara di pasar sekunder pada perdagangan Senin (2/5) berpeluang terkoreksi.
Pada Jumat (29/4), rata-rata harga Surat Utang Negara (SUN) yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,27% dibandingkan hari sebelumnya ke level 112,81.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, harga obligasi pemerintah hari ini berpeluang melanjutkan koreksi menjelang rilis data inflasi yang akan disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS). Analis memproyeksikan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,24% pada bulan April 2016 dengan inflasi tahunan mencapai 3,78% (yoy).
Laju inflasi yang terkendali hingga bulan April 2016 ini bakal sesuai dengan target inflasi Bank Indonesia (BI) yang dipatok 3% - 5%. "Meskipun kita akan mengalami tekanan inflasi jelang bulan puasa dan lebaran. Hal tersebut dalam jangka panjang akan berdampak positif bagi pasar SUN," terangnya.
Dari eksternal, akhir pekan lalu, Amerika Serikat (AS) merilis data Personal Income and Outlays per Maret 2016. Tingkat upah tumbuh 0,4% (mom). Sementara tingkat belanja hanya naik 0,1% (mom), lebih rendah ketimbang pertumbuhan belanja bulan Februari 2016 yang tercatat 0,2% (mom). Walhasil, inflasi AS pada Maret 2016 mencapai 0,1% (mom) dan 1,6% (yoy). Angka tersebut tidak sesuai dengan target inflasi Bank Sentral AS yang dipatok 2%.
Adapun imbal hasil surat utang global pada perdagangan akhir pekan lalu terangkat. Imbal hasil dari US Treasury bertenor 10 tahun naik ke level 1,83%. Imbal hasil surat utang Jerman menggemuk dari semula 0,26% menjadi 0,27%.
"Hal tersebut kami perkirakan akan turut berdampak pada pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News