Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan dipecah atau stock split menjadi lebih kecil. Dengan rencana stock split tersebut, apakah investor perlu beli atau jual saham BMRI dan MIDI?
Harga saham BMRI pada perdagangan Rabu 22 Februari 2023 ditutup di level 10.000, turun 200 poin atau 1,96% dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BMRI terakumulasi turun 225 poin atau 2,20%.
Sedangkan harga saham MIDI pada perdagangan Rabu 22 Februari 2023 ditutup di level 4.110, turun 90 poin atau 2,14% dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham MIDI terakumulasi terkoreksi 140 poin atau 3,29%.
Harga saham BMRI akan dipecah / stock split dengan rasio 1:2 sehingga nilai nominal saham lama Rp 250 akan berubah menjadi Rp 125 per saham. Harga saham MIDI akan dipecah / stock split dengan rasio 1:10 sehingga nilai nominal sahamnya akan berubah dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
Baca Juga: Prediksi IHSG Hari Ini (23/2) Rawan Turun Lagi, Cek Pilihan Saham Beli dan Jual
Head of Research Jasa Utama Capital Cheril Tanuwijaya melihat tujuan stock split emiten ini guna mendorong peningkatan likuiditas. Apalagi secara valuasi kedua saham tersebut dinilai masih berada di bawah peers-nya.
Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti mengamini. Menurutnya, kebanyakan investor melihat harga saham yang tinggi menjadi patokan murah atau mahalnya suatu saham, padahal valuasi yang menentukan.
"Ini memang mengait pada keterjangkauan harga. Namun, memang aksi korporasi tersebut lebih mengait pada tujuan mendorong likuiditas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/2).
Lanjutnya, PBV kedua emiten tersebut juga masih berada di bawah industrinya. Adapun PBV sektor ritel berada di level 11 kali dan bank berada di level 3 kali. Sementara PBV MIDI berada di level 6,43 kali dan BMRI pada level 2,03 kali.
Dengan pemecahan nilai saham tersebut, kedua analis berpendapat harga saham kedua emiten tersebut dapat terdongkrak naik. Terlebih menilik pada prospek masing-masing emiten.
Baca Juga: Alfamidi (MIDI) Akan Gunakan Dana Right Issue untuk Pengembangan Bisnis
Desy menjelaskan, prospek untuk MIDI dari sisi positioning business yang berfokus pada segmen menengah hingga atas menjadi katalis positif. Sebab daya belinya masih cenderung baik.
Di samping itu, adanya tahun politik yang mendorong likuiditas dan meningkatkan permintaan serta potensi kenaikan UMP juga dipandang dapat memberikan optimisme.
Untuk BMRI yang juga positioning untuk segmen korporasi, diversifikasi bisnis ke sejumlah segmen yang juga mengalami pertumbuhan serta pengembangan bisnis melalui teknologi. Hanya saja, kenaikan suku bunga turut menjadi sentimen negatif yang menurunkan permintaan.
Cheril menambahkan, potensi kenaikan harga BMRI juga didorong dari rencana perseroan yang akan membagikan dividen jumbo.
"Ini seiring komitmen perseroan dengan dividend payout ratio tinggi di 45%-60% dan laba bersih yang naik signifikan dari tahun lalu, serta prospek pertumbuhan kredit yang berlanjut," jelasnya.
Sementara untuk MIDI, ia menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu. Sebabnya, selain stock split perseroan juga berencana melakukan rights issue.
Oleh sebab itu, ia rekomendasi hold saham MIDI dengan target harga di Rp 4.400. Ia juga rekomendasi buy saham BMRI dengan target harga Rp 10.500.
Kemudian Desy rekomendasi buy saham MIDI dan BMRI dengan target harga masing-masing di Rp 4.310 dan Rp 10.300.
Itulah rekomendasi saham BMRI dan MIDI yang akan stock split. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News