Reporter: Yudho Winarto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berada di zona merah pada perdagangan awal pekan kemarin. Harga saham GOTO pada perdagangan Senin 25 Juli 2022 ditutup di level 300, merosot 8 poin atau 2,60% dari perdagangan hari sebelumnya. Saat harga saham GOTO turun, apakah sekarang saatnya untuk beli atau jual?
Dalam 5 hari perdagangan, harga saham GOTO cenderung merah. Secara akumulasi, harga saham GOTO turun 2 poin atau 0,66% selama 5 hari perdagangan.
Di tengah tren penurunan harga, analis rekomendasi beli saham GOTO. Bahkan, analis juga menetapkan target price yang tinggi untuk harga saham GOTO mendatang.
Citi Research dari PT Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) menyematkan target price tinggi untuk saham GOTO yaitu Rp 430. Riset ini rekomendasi buy atau hold untuk saham GOTO.
”Kami merekomendasikan buy/hold saham GOTO dengan keyakinan bahwa GoTo semestinya diperdagangkan pada harga premium dibandingkan perusahaan sejenis di regional, mengingat dominasinya di Indonesia,” ungkap riset Citi yang disusun oleh Ferry Wong CFA, Ryan Davis, Justian Rama, Alicia Yap CFA, dan Nelson Cheung.
Baca Juga: Saham GOTO Dinilai Underweight Morgan Stanley, Apa Artinya?
Dalam menyusun rekomendasinya, Citi memberikan konteks bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN. Sementara itu, GoTo merupakan super-apps dengan layanan komprehensif kepada konsumen.
Mulai dari layanan on demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan financial technology (GoTo Financial). “Ekosistem dan integrasinya yang kuat adalah katalis utama untuk monetisasi aset lebih optimal,” tulis riset Citi.
Selain sinergi dan integrasi ekosistem, faktor perubahan sosial juga ikut mempengaruhi kemampuan GOTO dalam meraih profit dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Antara lain, urbanisasi yang cepat, populasi yang terus berkembang, peningkatan gaya hidup, dan kelas menengah yang meningkat. ”Itu semua meningkatkan prospek GoTo dalam jangka menengah hingga panjang.”
Selain Gojek pada layanan on-demand serta Tokopedia di e-Commerce, Riset ini juga melihat potensi besar pertumbuhan bisnis Financial GoTo. Terutama berkat GoPay dan sinergi dengan Bank Jago.
“Kontribusi margin yang semakin positif, kami yakin, akan dimulai pada awal tahun 2024 dan akan mempercepat jalur GoTo menuju profitabilitas dalam beberapa kuartal ke depan,” jelasnya.
Citi juga menyukai GoTo karena fokus lokalnya. Hal ini melindungi GOTO dari risiko intervensi pemerintah asing seperti yang sering dihadapi perusahaan aplikasi lain di banyak negara. Ditambah lagi fakta kuatnya ekosistem kolaboratif Tokopedia, Bank Jago, dan Gojek yang cukup mengakar di rumah tangga Indonesia.
“Tingkat pengambilan yang relatif rendah (low take rates) untuk e-commerce GoTo dan GoTo Financial, dalam pandangan kami, memiliki potensi positif dan akan menghasilkan pendapatan serta profitabilitas yang lebih tinggi. Kami sedikit di depan dibandingkan konsensus dalam menilai pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value) dan perkiraan pendapatan,” tim riset Citi Sekuritas meyakinkan.
Citi Sekuritas memproyeksi GTV GoTo tumbuh 42% pada 2022 menjadi Rp655 triliun, tumbuh 49% pada 2023 menjadi Rp974 triliun, dan tumbuh 43% pada 2024 menjadi Rp1.389 triliun.
Pendapatan bersih GoTo diyakini melesat 51% pada 2022 menjadi Rp23 triliun, naik 46% pada 2023 menjadi Rp34 triliun, dan meningkat lagi 41% pada 2024 menjadi Rp47 triliun.
Riset CGS-CIMB Sekuritas yang disusun tim analis Ryan Winipta, Baruna Arkasatyo, dan Hadi Segiarto memberikan rekomendasi hold untuk saham GOTO dengan TP Rp396 per saham. Riset ini juga menilai positif salah satu strategi GOTO yaitu cross-pollination yang merupakan sinergi antar-platform dalam ekosistem.
“Kami percaya bahwa investor dapat mengalihkan fokus mereka ke akselerasi GOTO menuju profitabilitas serta pelaksanaan inisiatif baru yaitu hyper local experience, BNPL, integrasi e-wallet untuk Tokopedia, dan lainnya,” imbuhnya.
Menurut riset CGS CIMB, sebagai perusahaan ekosistem teknologi terdepan dan terintegrasi di Indonesia, dengan penggunaan harian yang tinggi, GoTo memiliki potensi pertumbuhan lebih besar.
“Dengan penurunan ekonomi makro global yang dipimpin oleh kenaikan inflasi dan suku bunga, beberapa perusahaan teknologi telah mengubah tone dan lebih mengalihkan fokus mereka ke arah mendorong profitabilitas. GOTO unik karena manajemen telah mengisyaratkan jalur yang berpotensi lebih cepat menuju profitabilitas,” tulis Riset CGS-CIMB Sekuritas yang disusun tim analis Ryan Winipta, Baruna Arkasatyo, dan Hadi Segiarto dikutip Senin (27/7).
Saat ini, kekuatan fundamental GOTO ditopang tiga pilar bisnis yaitu on-demand (Gojek), e-Commerce (Tokopedia), dan financial technology (GoTo Financial). Sinergi ketiganya dan kolaborasi mendalam dengan PT Bank Jago Tbk menjadi nilai tambah tersendiri bagi perusahaan.
Dalam laporannya, tim riset CGS-CIMB mendalami setiap pilar bisnis dengan menganalisis masing-masing sub-bisnis serta studi kasus di pasar lain dengan lanskap teknologi yang lebih matang.
“Dalam pandangan kami, GOTO dapat mengambil manfaat dari sinergi lintas platform dengan Gojek sebagai inisiator. iskusi kami dengan manajemen telah mengisyaratkan bahwa pendapatan bersih dapat melampaui pertumbuhan pendapatan kotor pada paro kedua 2022,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News