kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga saham emiten konstruksi melesat


Selasa, 06 Mei 2014 / 21:00 WIB
Harga saham emiten konstruksi melesat
ILUSTRASI. Cara menghilangkan jerawat batu.


Reporter: Narita Indrastiti, Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Harga saham emiten konstruksi bangunan tengah naik daun tahun ini. Secara rata-rata, harga saham emiten sektor konstruksi telah naik 61% secara year to date (ytd).

Harga saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) tercatat naik paling tinggi yakni 98,34% sejak akhir 2013 hingga kemarin (lihat tabel). Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Steven Gunawan mengatakan, kenaikan harga saham emiten konstruksi ini di luar ekspektasi.

Bahkan, menurut analis Mandiri Sekuritas, Handoko Wijoyo, valuasi harga saham beberapa emiten tersebut sudah cukup mahal. Namun, saat ini ada sentimen yang menggerakkan saham konstruksi. "Dipengaruhi sentimen pemilihan umum. Pemerintahan baru biasanya inisiatif membangun infrastruktur," kata Handoko.

Steven menambahkan, harga saham emiten konstruksi juga mendapat sentimen positif dari pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden. Maklum, Jokowi cenderung mengutamakan pembangunan infrastruktur. Nah, pelaku pasar mulai berspekulasi, ini bisa berdampak pada kinerja emiten konstruksi.

Sepanjang kuartal I-2014, Steven bilang, kinerja emiten konstruksi pun terbilang moncer. Biasanya di semester II, emiten konstruksi akan lebih banyak meraup laba dan pendapatan. Pasalnya, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk infrastruktur akan deras mengucur di semester II.

Analis MNC Securities, Reza Nugraha menambahkan, laporan keuangan emiten konstruksi memang cukup bagus. Apalagi, para emiten tersebut memiliki beragam anak usaha, seperti properti, real estate, dan investasi di infrastruktur. "Jadi sumber pendapatannya beragam," ujar Reza.

Kinerja emiten sektor konstruksi, imbuh Helmi Therik, analis AM Capital, juga tertopang tingginya proyek carry over tahun lalu. Realisasi kontrak baru di kuartal I juga masih positif.

Tak heran, laba emiten sektor ini pun bertumbuh. Contoh, laba bersih PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang naik 25,87% menjadi Rp 6,84 miliar di kuartal I 2014. Pun, laba bersih ADHI juga naik 40,88% menjadi Rp 16,23 miliar.

Menurut Helmi, secara valuasi, harga saham emiten konstruksi memang lebih mahal jika dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saat ini price earning ratio (PER) emiten sektor konstruksi sudah mencapai 17,9 kali. Padahal, PER IHSG di 15,19 kali.

Namun, karena kinerja yang tinggi, harga saham emiten konstruksi masih berpotensi tumbuh. "Jadi meski kenaikannya sudah tinggi sejak awal tahun, bukan berarti pertumbuhannya terbatas," ujar Helmi.

Ke depan, prospek emiten konstruksi akan ditopang proyek pemerintah. Hingga akhir tahun, Helmi yakin, laba emiten sektor konstruksi bisa tumbuh 40%.

Adapun Handoko menduga, pertumbuhan laba emiten sektor konstruksi bisa 15%-20%. Sedangkan, menurut Steven, laba emiten sektor konstruksi akan tumbuh lebih dari 10%.

Diantara saham emiten sektor ini, Steven merekomendasikan beli saham WIKA dengan target harga Rp 2.400. Reza menyarankan beli saham ADHI serta PTPP, masing-masing dengan target Rp 3.350 dan Rp 2.100. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×