Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga saham Boeing langsung anjlok 11% pada awal perdagangan Senin (11/3), setelah China, Indonesia dan Ethiopia memerintahkan maskapai untuk menghentikan sementara penerbangan pesawat Boeing 737 MAX 8. Ini menyusul kecelakaan jatuhnya dua pesawat jenis Boeing 737 MAX hanya dalam kurun waktu lima bulan.
Minggu (10/3), pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines jatuh di Nairobi, beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa. Kecelakaan itu menewaskan semua 157 penumpang dan awak. Pesawatb jenis sama yang diterbangkan Lion Air, jatuh di lepas pantai Jawa, Indonesia pada bulan Oktober 2018, menewaskan semua 189 penumpang di dalamnya.
Jatuhnya harga saham Boeing tersebut merupakan penurunan terbesar dalam hampir dua dekade terakhir. Sekaligus menghentikan lonjakan tiga kali lipat harga saham Boeing hanya dalam tiga tahun ke rekor tertinggi US$ 446 per saham di akhir pekan lalu.
Boeing sendiri menyatakan pada Senin (11/3), bahwa investigasi terhadap kecelakaan Ethiopian Airlines sedang dalam tahap awal dan tidak perlu mengeluarkan panduan baru untuk operator pesawat 737 MAX 8.
"Kami mengantisipasi volatilitas yang meningkat pada saham Boeing," kata analis Morgan Stanley, Rajeev Lalwani seperti dikutip Reuters.
Saham Boeing telah menjadi saham dengan kinerja terbaik di indeks Dow Jones Industrial Average di tahun ini, yakni naik 31% persen dibandingkan dengan kenaikan 9,1% indeks Dow Jones.
Sebelumnya, regulator penerbangan China telah memerintahkan maskapai penerbangan China meng-grounded hampir 100 unit pesawat Boeing 737 MAX 8 setelah jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.
Saham Southwest Airlines Co ikut kena getah juga. Maskapai pengguna terbesar Boeing 737 MAX 8 ini turun 2% menjadi US$ 50,75 dalam perdagangan premarket, Senin (11/3). Sementara saham American Airlines Group Inc yang memiliki 24 unit Boeing MAX 8 turun 1,1% menjadi US$ 31,55 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
