Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Beberapa harga saham mencapai puncak harga tertinggi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak all time high di 5.214,98, Senin (20/5). Namun, Selasa (21/5) IHSG kembali anjlok. Beberapa saham yang mencetak harga tertinggi diantara, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Charoen Phokphan Tbk (CPIN) dan masih banyak lagi.
Dari analisa fundamental, harga saham yang telah mencetak rekor tertinggi memang sudah melewati target para analis. CPIN misalnya harga tertinggi di Rp 5.350. Padahal target harga CPIN berdasarkan konsensus analis di Rp 4.673,4. Begitu juga TLKM konsesus analis ditargetkan di Rp 12.057. Padahal harga TLKM tertinggi sempat di Rp 12.900.
Namun, seperti saham ADHI, harga masih di bawah target para analis. Kemarin harga ADHI di Rp 3.350, sementara target konsesus analis masih di Rp 3.578,6.
Fadli, Analis Net Sekuritas mengatakan, kinerja emiten yang melebihi target para analis menyebabkan pergerakan harga saham juga meningkat tajam. "Lihat laporan keuangan pada kuartal II nanti, pasti di-update lagi target harganya," kata dia. Ia mencontohkan harga saham CPIN memang sudah 12,65% di atas konsensus analis. Namun, dia melihat, kinerja perusahaan pakan ternak memang masih bagus.
Artinya, para analis ada potensi menaikkan target harga saham para emiten. Menurut Fadli, kenaikan harga yang melebihi konsensus bukan over-optimisme. "Selama laporan keuangan masih bagus ya harus di update," kata dia, Selasa (21/5).
Sebagai contoh, Fadli mengatakan, target konsesus analis pada IHSG di 4.900. Tapi nyatanya, IHSG bisa menyentuh level tersebut dalam tiga bulan, maka mau tidak mau analis harus menaikkan target.
Parningotan Julio, Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, mengatakan, kenaikan dari saham masih dapat bisa berlanjut. Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe juga mengatakan, kenaikan harga saham ke depannnya masih akan berlanjut.
Asalkan, kinerja kuartal dua juga menunjukkan kenaikan. "Tinggal sebulan lagi kita lihat saja," kata dia. Jika kinerja kuartal II ternyata tidak sesuai dengan prediksi para analis. Maka pergerakan saham tergerus. Namun dia yakin, dalam dua tahun ini IHSG masih akan naik. Sebab, biasanya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) harga saham cenderung naik.
Teknikal mendukung
Secara teknikal, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan, saham yang mencetak all time high secara teknikal masih mengalami tren naik. Meski menunjukkan potensi koreksi, tapi saham TLKM, ADHI, CPIN dan JPFA masih di atas suport. Dia juga melihat adanya pembalikan arah yang bisa menyebabkan koreksi. "Pembalikan arah akan terjadi jika support sudah ditembus," ujar dia. TLKM misalnya jika harga sudah menembus support di Rp 11.600-Rp 12.200. Kemarin (21/5) harga TLKM masih di Rp 12.200 per saham. Sementara support JPFA di Rp 1.910. Selasa JPFA di Rp 2.025.
Tak hanya dari kinerja yang mempengaruhi kenaikan harga saham. Menurut Satrio, faktor makro juga akan mempengaruhi sentimen. Seperti misalnya kenaikan harga BBM bersubsidi. Saham-saham perbankan tentu akan terimbas. Tak hanya itu, saham sektor konsumer dan otomotif bisa mendapat sentimen negatif. "Orang-orang akan menunda membeli kendaraan bermotor," ujar dia.
Namun, Satrio percaya IHSG masih akan naik. Jika dalam waktu dekat IHSG bisa menembus 5.250 maka IHSG bisa ke 5.500-5.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News