Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham pertambangan batubara ikut membara. Hal tersebut seiring proyeksi berlanjutnya momentum booming harga komoditas pada tahun ini.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun kemarin, saham emiten tambang justru menanjak. Indeks pertambangan naik 0,85%, bahkan selama delapan hari terakhir sudah menanjak 10,65%.
Analis yakin harga saham tambang masih naik. "Biasanya siklus booming bisa 2–3 tahun. Jika dimulai tahun lalu, maka tahun ini bisa berlanjut," prediksi Research Analyst Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy, Jumat (12/1).
Dalam beberapa hari terakhir, harga batubara Newcastle di Bursa ICE sudah menembus US$ 100 per metrik ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membatasi produksi batubara maksimal 485 juta ton. Ini merupakan kebijakan pemerintah mematok produksi 5% dari realisasi produksi 2017 yang seberat 461 juta ton.
Tiongkok juga masih membatasi produksi batubara karena dinilai berpolusi tinggi. Dua sentimen ini turut mengerek harga batubara.
Tahun ini, Robertus melihat sektor batubara masih positif. Ada beberapa saham yang menarik untuk dikoleksi, antara lain Adaro Energy (ADRO) dan Bukit Asam (PTBA). Kedua saham ini masih layak beli dengan target masing-masing Rp 2.500 dan Rp 3.200 per saham. "Harga PTBA dan ADRO masih memiliki potensial upside sampai 15%–20%," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News