Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Rencana PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menerbitkan saham hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) mendekati tahap akhir. BBTN bakal merilis 1,51 miliar unit saham.
Harga pelaksanaannya berkisar Rp 1.100-Rp 1.400 per saham. Dus, BBTN berpotensi memperoleh dana Rp 1,51 triliun hingga Rp 2,12 triliun.
Analis OSO Securities Fajar Wahyudhi menilai, harga pelaksanaan rights issue BBTN masuk kategori moderat. Artinya, jika melihat harga pasar BBTN terakhir di Rp 1.400 per saham, sepertinya BBTN berharap bisa mengeksekusi rights issue di batas atas harga pelaksanaan.
Di sisi lain, BTN tidak mau terlalu optimistis dengan pelaksanaan rights issue. Maklum, risiko fluktuasi pasar masih cukup tinggi.
Inilah yang kemudian membuat BBTN menetapkan batas bawah harga rights issue di Rp 1.000. "Pada rentang harga moderat seperti itu, potensi penyerapan saham rights issue BTN bisa berjalan baik," kata Fajar, Kamis (4/10).
Potensi penyerapan rights issue BTN diperkuat oleh kehadiran tiga pembeli siaga, yaitu Bahana Securites, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.
Aksi rights issue diperkirakan bisa mendongkrak kinerja perusahaan. BBTN akan menggunakan dana hasil rights issue untuk meningkatkan modal agar penyaluran kredit bisa lebih banyak.
Menurut Fajar, rights issue ini bakal mendongkrak rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BBTN. Pada tahun lalu, CAR BTN sebesar 15,03%. "Dengan rights issue, CAR BTN diharapkan bisa 19%," kata dia.
Per Juni 2012, BTN mencatatkan CAR 15,59%. Adapun net interest margin (NIM) dan return on equity (ROE) di semester I 2012 masing-masing 5,89% dan 18,43%.
BBTN bertekad melanjutkan pertumbuhan kredit di atas rata-rata perbankan nasional yang sekitar 26%. Di semester I 2012, BTN menyalurkan kredit Rp 72,1 triliun, tumbuh 27,7% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News