Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai kejadian yang terjadi sepanjang tahun 2018 membuat harga komoditas logam meredup. Seperti kinerja ciamik platinum yang terjadi pada tahun 2017, yang kemudian harus melorot akhir tahun 2018.
Mengutip data Bloomberg, Akhir tahun 2017 lalu harga platinum mampu menyentuh level US$ 928,25 per ons troi. Nah, senin (31/12) lalu harga platinum di New York Exchange Merchantile (Nymex) kontrak Januari 2019 harus turun 13,75% menjadi US$ 800,60 per ons troi.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan, harga platinum tahun 2017 dipengaruhi kebutuhan industri otomotif dan dan industri senjata api. Ia melihat bahwa industri otomotif dan persenjataan di China tahun 2017 cukup maju sehingga permintaan platinum sebagai bahan dasarnya naik tajam.
Harga platinum pun menguat karena adanya reformasi tambang di China yang menurunkan produksi hingga 50%. Hal ini membuat harga komoditas termasuk platinum Berjaya tahun 2017 lalu. Sekedar informasi, reformasi ini diterapkan oleh China sejak Oktober 2016 lalu. “Reformasi tambang membuat dollar melemah dan harga platinum naik,” sebutnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/1).
Sedangkan harga platinum kembali tergerus tahun 2018 dikarenakan perang dagang yang membuat ketidakpastian pasar akan komoditas. Jikalau perang dagang tahun ini mampu diselesaikan, maka harga platinum bisa bangkit.
Sebaliknya jika tidak ada kesekapatan maka akan kembali turun. Ia memperkirakan harga platinum tahun 2019 berkisar di level US$ 700 sampai US$ 950 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News